Pemerintah melalui Kemenkes RI telah menyetujui percepatan vaksinasi untuk anak dan remaja. Masyarakat mengapresiasi keputusan tersebut karena telah melewati berbagai kajian komprehensif, sehingga diharapkan dapat memutus rantai penularan Covid-19.
Pada awal program vaksinasi nasional, hanya WNI yang berusia di atas 18 tahun yang bisa mendapatkannya. Penyebabnya karena vaksin yang beredar diklaim hanya ampuh untuk orang di usia tersebut. Namun ada revisi sehingga anak di atas 12 tahun bisa diinjeksi vaksin, sehingga para orang tua lega karena sekeluarga mendapatkannya.
Vaksinasi adalah cara ampuh untuk keluar dari masa pandemi, karena ketika banyak yang diinjeksi akan memiliki imunitas tubuh yang sehat dan terbentuk kekebalan kelompok. Oleh karena itu, semua orang wajib disuntik dan mensukseskan program vaksinasi nasional, jika tak ingin kena corona. Apalagi virus covid-19 varian delta lebih ganas dan membuat kita makin waspada.
Ada kabar gembira ketika vaksin corona akhirnya diperbolehkan untuk anak dan remaja, karena sebelumnya hanya mereka yang berusia 18 tahun ke atas yang boleh disuntik. Edaran dari Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa vaksin covid-19 produksi Bio Farma (Sinovac) dapat diberikan pada mereka yang berusia 12 hingga 17 tahun. Hal ini sesuai dengan asupan dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional.
Lantas bagaimana prosedur vaksinasinya? Jika orang dewasa yang akan vaksin harus membawa fotokopi KTP, maka anak dan remaja boleh membawa kartu keluarga atau dokumen lain yang mencantumkan NIK anak. Prosedur ini sangat mempermudah sehingga seluruh anggota keluarga bisa berangkat ke Puskesmas atau RS untuk disuntik, dan sehat bersama-sama.
Sementara untuk screening, observasi, dan pelaksanaan vaksin pada anak dan remaja sama saja dengan vaksinasi pada orang dewasa. Dosisnya 0,5 mililiter dan jarak antar suntikan selama 28 hari. Jika anak dan remaja memiliki penyakit bawaan maka harap konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Masyarakat sangat mengapresiasi percepatan vaksinasi untuk anak dan remaja. Penyebabnya karena mereka lega, seluruh anggota keluarga akan terlindungi dari bahaya corona. Saat ini memang rawan klaster keluarga dan klaster perkantoran, sehingga saat anak dan remaja sudah divaksin, akan terhindari dari virus covid-19.
Aplagi vaksin untuk anak dan remaja juga 100% gratis, hanya tinggal membawa surat yang diperlukan dan mengantri sebelum disuntik. Pemerintah paham bahwa banyak kalangan masyarakat yang kondisi ekonominya kacau-balau akibat efek pandemi covid, sehingga memutuskan untuk menggratiskan vaksinasi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Apresiasi diberikan kepada pemerintah akan program vaksinasi pada anak dan remaja, karena mereka lebih rawan tertular corona daripada orang dewasa.
Menurut data dari tim satgas covid, hampir separuh pasien covid di Indonesia berusia di bawah 18 tahun. Sehingga ketika sudah mendapatkan vaksin, mereka akan lebih aman dari penyakit berbahaya ini.
Efek samping dari vaksinasi pada anak dan remaja juga sangat minim, paling hanya rasa pegal di lengan yang disuntik. Namun untuk berjaga-jaga, mereka disarankan untuk minum pil penurun panas, karena ada yang merasa agak demam setelah diinjeksi. Setelah vaksinasi, mereka diharap lebih lama beristirahat dan jika perlu tidur siang untuk mengembalikan kondisi tubuh.
Vaksinasi pada anak dan remaja adalah kesempatan bagus untuk meningkatkan imunitas terhadap corona, dan jangan sampai ada orang tua yang melarang anaknya dengan alasan ini dan itu. Seharusnya mereka berterima kasih karena pemerintah membuat program vaksinasi untuk WNI berusia di bawah 18 tahun, karena semua orang saat ini rawan kena corona.
Semoga setelah vaksinasi anak, remaja, dan dewasa selesai kita bisa bebas dari masa pandemi secepatnya. Penyebabnya karena makin banyak yang diinjeksi vaksin, maka makin cepat pula kekebalan kelompok terbentuk. Kita semua akan sehat dan bebas dari ancaman corona yang mengerikan. (Kanya Ayudia)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews