Menyikapi Ibadah Agama Lain‬ ‪

Di negeri ini, tampaknya mendirikan kafe remang-remang lebih mudah di negara ini dibanding mendirikan gereja.

Selasa, 18 Februari 2020 | 06:23 WIB
0
467
Menyikapi Ibadah Agama Lain‬ ‪
Ilustrasi rumah ibadah (Foto: beritagar.id)

‪Dari mempersulit pembangunan rumah ibadah, hingga meributkan acara ibadah yang dilakukan di luar rumah ibadah. Kejadian itu tampaknya makin sering terjadi. Yang perlu Anda tahu, itu bukan ajaran Islam, bahkan melanggar ajarannya. Saya coba membahasnya berikut ini.

‪Pertama, perintah AlQur'an dan hadits agar umat Islam berbuat adil itu sangat jelas.‬

Lalu kenapa saat umat agama lain ibadah di mall, di ruko, di rumah, kok diributkan? Bangun rumah ibadah dipersulit?

Padahal umat Islam sendiri boleh beribadah dan bikin acara agama kapanpun dan di manapun tanpa ada yang melarang.‬ Bangun musholla dan masjid di manapun bisa. Tahlilan, pengajian, hingga tabligh akbar, semua bisa dilakukan tanpa kesulitan.

Itu jelas tidak adil. Dan jelas melanggar ajaran agama Islam itu sendiri.

Kedua, ibadah apapun agamanya, bukanlah kejahatan namun justru merupakan kegiatan positif.

Menggelar acara ibadah di mall, di ruang serba guna, di ruko, di sekolah, di kampus, di pantai, di hutan, di rumah, memangnya ada masalahnya itu apa? Apa ada yang dirugikan?

Ibadah adalah kegiatan positif. Bukan kegiatan yang merugikan orang lain. Akan sangat aneh jika ada pihak yang memperlakukan ibadah agama lain seperti memperlakukan sabung ayam yang bisa dibubarkan begitu saja!

Tindakan pembubaran ibadah agama lain itu merupakan sebuah bentuk "kepongahan spiritual" dari oknum yang mengaku mayoritas.

Misalnya di kampung kita ada yang rayakan ulang tahun di rumahnya, ada yang rapat OSIS di rumahnya, ada yang arisan rekan kantor di rumahnya, ada yang demo Tupperware di rumahnya, apa mau kita bubarkan juga? Itu semua kegiatan positif. Tak ada hukum atau norma yang dilanggar.

Ketiga, malah bikin malu agama Islam. Berlaku tidak adil seperti itu hanya akan memperjelek citra agama Islam di depan orang-orang non-muslim. Itu fakta!

Lalu bagaimana kita mau berdakwah dan menunjukkan bahwa Islam ini adalah agama yang paling baik jika tindakannya sangat tidak simpati seperti itu. Apakah mungkin agama yang baik mengajarkan untuk memaksakan kehendak seperti itu?

Saya termasuk orang Islam yang sedih dan malu jika ada umat Islam yang mempersulit agama lain beribadah. Berdakwah itu bukan begitu caranya, wahai saudaraku...

Hati nurani saya tak bisa menerima perlakuan orang Islam yang meributkan ibadah agama lain seperti itu. Bagi saya tak ada satupun alasan yang masuk akal bagi kita untuk menghalangi orang lain melakukan kegiatan positif, terutama ibadah.

‪Keempat, rumah ibadah tak perlu ada minimum jumlah pemeluk. Ada teman yang bilang bahwa jika jumlah pemeluk agamanya sangat minim, maka tak boleh bangun rumah ibadah, karena itu hanya akan memprovokasi. Saya bingung kok bisa disebut provokasi. Apa ibadah itu ngajak perang?‬

‪Saya contohkan. Misal sebuah daerah ada 1.000 rumah, lalu 990 rumah di antaranya adalah warga muslim, sedangkan yang 10 (1%) rumah beragama Kristen. Apakah 10 keluarga itu tak boleh mendirikan gereja? Apakah dengan membangun gereja berarti melakukan provokasi ke 99% warga?‬

Melakukan ibadah bukan kejahatan. Bagaimana mungkin disebut provokasi. Bagi saya, meski hanya 2 rumah pun dari 1.000 rumah, mereka sudah berhak mendirikan rumah ibadah. Bukannya ibadah merupakan hak setiap manusia? Apa alasan kita melarangnya?

Kelima, tentang IMB. Ini hanya jadi alasan bagi orang yang ingin mempersulit pembangunan rumah ibadah. Belum tentu orang yang protes soal IMB gereja itu rumah pribadinya sudah dilengkapi IMB.

Maksudnya, kenapa tiba-tiba ada yang menjadi pejuang IMB padahal niatnya hanya mempersulit pembangunan rumah ibadah agama lain. Kalau kembali ke poin pertama di atas tentang keadilan, memangnya berapa persen masjid kita yang dilengkapi IMB?

Pembangunan rumah ibadah termasuk prioritas bagi pemeluknya. Harusnya bisa dibangun dulu dengan proses IMB yang disusulkan. Bukan hal yang seharusnya diributkan.

Jika ada gereja yang belum dilengkapi IMB, umat Islam di sekitarnya seharusnya membantu gereja itu mengurus IMB, bukan malah ingin menutup gerejanya. Itulah sikap baik yang seharusnya kita miliki sebagai umat muslim dan warga negara yang baik.

‪Penutup‬

Pembangunan rumah ibadah agama lain bagi saya sama sekali tidak buruk dibanding pembangunan usaha hiburan seperti diskotik, kafe remang-remang, rumah permainan judi, atau sejenisnya. Namun tampaknya mendirikan kafe remang-remang lebih mudah di negara ini dibanding mendirikan gereja.‬

‪Saya tak ingin saat agama saya mayoritas, memperlakukan agama lain tidak adil. Kenapa? Karena saya juga akan sedih jika saudara muslim yang hidup di tempat minoritas diperlakukan tidak adil. Celakanya, orang yang mempersulit ibadah agama lain itu tak paham logika sederhana ini.‬

***