Meski buku ini tampak 'berat' sebenarnya buku ini sangat menarik dan ditulis sarat dengan anekdot yang hidup dan kisah yang menggugah.
"Factfulness" karya mendiang Hans Rosling adalah buku yang saya baca pada pagi yang cerah namun sejuk di 'villa' kami di Desa Madigondo, Madiun (sebetulnya sudah masuk Kabupaten Magetan). Hari ini kami baru menyembelih hewan qurban kami di desa. Dan sementara penduduk desa bekerja dengan riang memotong-motong daging, saya menikmati buku luar biasa ini di beranda.
Buku ini luar biasa menarik dan apa yang disampaikannya akan membuat kita tercengang. Ternyata selama ini kita salah dalam menilai situasi dunia yang kita tinggali.
Dalam buku ini Rosling mengemukakan bahwa sebagian besar kita, tidak peduli seberapa pintar, terdidik, berwawasan Anda, ternyata salah dalam menilai keadaan dunia. Kita selama ini selalu berpendapat bahwa dunia ini lebih miskin, kurang sehat, dan lebih berbahaya daripada fakta yang sebenarnya.
Kita selalu membagi dunia dalam dua kategori: negara kaya dan negara miskin, negara maju dan negara terkebelakang, negara sehat dan negara sakit, kita dan mereka, dst. Dan kita cenderung mengira bahwa dunia lebih muram dan menyedihkan daripada fakta dan keadaan sebenarnya. Ternyata kita SALAH BESAR selama ini...!
Tapi tak usah merasa malu karena bahkan orang-orang paling terdidik, para kepala negara, para penentu kebijakan klas dunia pun ternyata salah dalam menilai dunia.
Mari saya beri contoh.
Seandainya Anda diberi pertanyaan sederhana seperti ini maka apa jawaban Anda?
Di semua negara BERPENDAPATAN RENDAH di seluruh dunia saat ini, berapa banyak anak perempuan yang MENYELESAIKAN SEKOLAH DASAR?
A: 20%
B: 40%
C: 60%
Terus terang saya menjawab dengan salah pertanyaan sederhana ini. Pertanyaan ini sudah ditanyakan pada ribuan orang dalam seminar-seminar klas dunia yang dihadiri oleh para akademisi dan pejabat kelas dunia di belasan negara dan ternyata yang benar menjawab hanya 7%...!
Sungguh kesasar kita selama ini...! Orang Swedia yang paling banyak menjawab dengan benar, yaitu hanya 11%, sedangkan orang Spanyol yang paling rendah, yaitu 4%. Bayangkan betapa jebloknya pengetahuan kita tentang dunia selama ini.
Mengapa untuk pertanyaan yang begitu sederhana ini kita, para orang terdidik dan berwawasan ini, bisa terjebak pada jawaban salah? Itu karena kita memang sudah terjebak dalam 'mega misconceptions' alias 'kesalahpahaman besar' pada cara memandang dunia ini.
Salah paham pertama, yang paling buruk, adalah membagi dunia ke dalam dua buah kotak yang menyesatkan: miskin dan kaya. Salah paham ini mendistorsi semua proporsi global yang ada dalam pikiran kita, meski kita merasa sebagai orang yang sangat paham soal dunia.
Bahkan Bill Gates merasa terkejut dan malu bahwa dirinya melihat dunia dengan cara pandang yang keliru selama ini. Itu sebabnya ia memuji buku ini "Salah satu buku paling penting yang pernah saya baca. Panduan yang diperlukan untuk berpikir secara jernih tentang dunia."
Hans Rosling membuat data bernyanyi. Dunia yang kita tinggali ternyata berada dalam keadaan yang jauh lebih baik daripada dugaan kita. Persis seperti yang disampaikan oleh Yuval Noah Harari dalam bukunya "Sapiens" yang luar biasa tersebut.
Meski buku ini tampak 'berat' sebenarnya buku ini sangat menarik dan ditulis sarat dengan anekdot yang hidup dan kisah yang menggugah. Saya jamin Anda tidak akan bosan membacanya halaman demi halaman.
Bacalah buku ini dan rasakan betapa berbedanya Anda nantinya dalam memandang dunia ini!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews