Terimalah kami, dengan segala keanehan kami. Toh kami tak mengganggu dan berbahaya bagi keselamatan kalian.
Jika aku percaya Spiderman, tentu aku akan membiarkan orang percaya Superman, Batman maupun Iron Man. Sebab aku tahu mereka semua pembasmi kejahatan.
Tapi bagaimana caraku membunuh kesebalanku pada Superman yang memakai celana terbalik, kolor di luar, celana legging di dalam. Tak cukup hanya toleransi, sebab toleransi adalah sebatas memahami adanya gaya hidup dan kepercayaan yang berbeda. Memahami bahwa di dunia ini ada Batman, Ultraman, Gatotkaca, Jaka Tarub dan lain-lain.
Seorang profesor psikologi bernama Jefferson Morris Fish menjelaskan tentang konsep yang berada di atas toleransi, "Acceptance goes a step beyond tolerance."
Toleransi sebatas perasaan: saya dapat hidup berdampingan dengan pemuja Superman. Kita dapat mentoleransi sesuatu meski tak menerima, tetapi saat kita menerima pasti kita telah mentolerir hal itu. Biar saja mereka memuja Superman walaupun bagi saya Superman bego karena terbang hanya dengan satu tangan, sedang tangan satunya memegang kolornya agar tidak melorot.
Bagaimana mau melawan musuh bila mengatasi masalah agar kolornya tidak melorot saja ia tak mampu.
Acceptance adalah soal penerimaan. Bukan saja sebatas kita bisa hidup berdampingan dengan mereka yang memuja Superman, tetapi juga menerima bila pemuja Superman tampak aneh karena memakai kolor di luar celananya. Sebab pemuja Superman menerima kita para pemuja Batman memakai masker untuk menutup mata dan bukan hidung. Meski di era pandemi, pemuja Batman tetap harus memakai masker untuk menutup hidung dan mulut.
Acceptance, penerimaan ibarat menjadi mertua bagi menantu galak tak bisa masak, tetapi setengah mati dicintai anak kita. Atau menerima nasib punya mertua yang minta duit mulu.
"You can tolerate something without accepting it, but you cannot accept something without tolerating it. For example, when a son or daughter tells a parent about an unwelcome career choice, marital partner, or sexual identity, he or she wants that information not just to be tolerated, but to be accepted." Demikian penjelasan Fish.
Jadi saudara-saudara, terimalah kami, dengan segala keanehan kami. Toh kami tak mengganggu dan berbahaya bagi keselamatan kalian.
Ijinkanlah kami memuja Thor yang gondrong dengan tenang. Kami tak akan meminta Thor menjadi Direktur PLN. Jangan habisi kami...
#vkd
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews