Kita tidak dapat menuduh atau menyatakan sesuatu yang tidak beralasan dan tidak dapat kita buktikan kebenarannya.
Kebenaran apapun yang diperlukan, apakah aprior atau aposteriori, tidak bisa berubah sebaliknya. - Saul Kripke -
Salah satu tokoh filsuf terkenal yaitu Saul Aaron Kripke atau yang lebih dikenal dengan nama Saul Kripke tertarik untuk mempelajari lebih jauh beberapa bidang filsafat seperti bahasa, epistemologi, logika, dan lain-lain. Saul Kripke lahir di Bay Shore, New York, AS pada tanggal 13 November 1940 dan beliau merupakan anak pertama dari pasangan Dorothy Karp Kripke serta Myer Samuel Kripke.
Kripke menjalani pendidikannya di Universitas Harvard dan lulus sebagai sarjana matematika pada tahun 1962, beliau sempat mengajar di Harvard sebelum pindah ke Universitas Rockfeller di New York. Selama ini beliau sudah banyak mendapatkan penghargaan seperti penghargaan Behrman dalam bidang humaniora dari Universitas Princeton, Rolf Schock Prize in Logic and Philosophy yang hampir sama dengan nobel pada tahun 2001, beasiswa Guggenheim untuk kemanusiaan, dan juga gelar kehormatan dari beberapa universitas terkenal lainnya. Beliau menikah dengan seorang filsuf di bidang filsafat politik, etika, dan hukum asal Inggris yang bernama Margaret Gilbert.
Saul Kripke merupakan salah satu filsuf yang tidak asing bagi para filsuf-filsuf lainnya, beliau dianggap genius karena sejak remaja sudah menguasai kalkulus, aljabar, dan geometri. Selagi menjalani pendidikannya sebagai mahasiswa di Harvard, beliau juga diam diam mengajar pasca sarjana di Institut Teknologi Massachusetts, Cambridge. Pemikiran-pemikiran beliau di berbagai bidang juga sangat menarik, terutama di bidang bahasa.
Bahasa merupakan kemampuan yang dimiliki oleh manusia berupa kata-kata atau gerakan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Ilmu yang mempelajari tentang bahasa disebut linguistik.
Bahasa telah berhasil membuat Kripke tertarik untuk mengemukakan pemikiran, pendapat, atau teorinya. Di dalam buku Saul Kripke yang berjudul “Naming and Necessity” tahun 1980, beliau membahas perdebatan tentang penamaan yang tepat dalam filsafat bidang bahasa dan juga membahas mengenai teori tentang kebenaran apriori, aposteriori, dan keniscayaan.
Kebenaran apriori merupakan kebenaran yang kita asumsikan sebelum melalui berbagai pengalaman, kebalikan dari kebenaran ini adalah kebenaran aposteriori yaitu kebenaran yang kita dapat setelah melalui berbagai pengalaman. Sedangkan keniscayaan merupakan kebenaran yang ada pada kemungkinan dunia atau possible world. Teori tersebut membahas juga tentang rigid designator yaitu setiap objek yang sama dalam kemungkinan dunia atau possible world, Kripke menjelaskan tentang penamaan sesuatu contohnya seperti air atau H2O.
Penamaan air atau H2O bersifat hakiki yang artinya di seluruh kemungkinan dunia air memang disebut H2O. Penamaan tersebut dianggap kebenaran aposteriori karena didapat berdasarkan adanya pengalaman melalui penelitian nyata kandungan zat yang ada di dalam air yaitu Hydrogen dan Oxygen. Kebenaran apriori contohnya yaitu kalimat “semua bujangan belum menikah”, yang artinya terdapat asumsi sebelum pengalaman yang disimpulkan tentang status bujangan.
Saul Kripke juga mengemukakan pendapat atau pemikirannya yang menarik tentang kebenaran yang bergantung pada fakta kontingen, apakah sebuah kalimat dianggap paradoks atau tidak. Apakah kalian tahu apa itu paradoks? Paradoks adalah situasi yang terjadi akibat adanya pernyataan benar atau salah (premis) yang kebenarannya berlawanan dari suatu pernyataan. Jika suatu pernyataan memiliki fakta yang dapat dibuktikan maka pernyataan tersebut merupakan kebenaran. Sedangkan pernyataan palsu adalah pernyataan atau kalimat yang berlawanan dengan prinsip kebenaran.
Pernyataan tersebut tidak memiliki fakta yang mendasar artinya tidak memiliki nilai kebenaran sehingga dianggap bohong atau palsu. Teori kebenaran ini sepertinya merupakan teori yang tidak akan pernah hilang seiring perkembangan zaman atau akan terus menjadi dasar untuk mengetahui mengenai apa prinsip kebenaran itu sendiri.
Maka dari itu sebelum membuat suatu pernyataan atau pendapat mengenai sesuatu dalam bentuk tulisan maupun lisan, kita harus memiliki bukti atau fakta tentang hal tersebut. Kita tidak dapat menuduh atau menyatakan sesuatu yang tidak beralasan dan tidak dapat kita buktikan kebenarannya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews