Agama dan Spiritualitas

Di negara Timur Tengah, di beberapa negara yang mangdopsi sistem keagamaan, bahkan di Arab Saudi pun, muncul gejala tumbuhnya generasi muda yang menganut atheisme atau juga deisme

Senin, 5 Agustus 2019 | 06:02 WIB
0
426
Agama dan Spiritualitas
Ilustrasi agama (Foto: Ucanews.com)

“Agama bukan hanya satu, (tapi) ada ratusan. Spiritualitas itu satu,” kata Teilhard de Chardin S.J. (1881 – 1955), filsuf Perancis, yang juga paleontologis, dan imam Yesuit. Filsafatnya merangkum pelbagai tema, seperti kosmologi, biologi, fisika, antropologi, teori sosial, dan teologi. Rama Pastor Jesuit ini selanjutnya berkata:

"Agama adalah untuk mereka yang tidur. Spiritualitas adalah untuk mereka yang bangun. Agama adalah bagi mereka yang membutuhkan seseorang untuk memberitahu mereka apa yang harus dilakukan dan ingin dibimbing. Spiritualitas adalah untuk mereka yang memperhatikan suara batin mereka.

Agama memiliki seperangkat aturan dogmatis. Kerohanian mengajak kita untuk berpikir tentang segala hal, mempertanyakan segalanya. Agama mengancam dan menakuti. Spiritualitas memberi kedamaian batin. Agama berbicara tentang dosa dan rasa bersalah.

Spiritualitas mengatakan, "belajar dari kesalahan". Agama merepresi segalanya dan dalam beberapa kasus itu salah. Spiritualitas melampaui segalanya, itu membawa Anda lebih dekat dengan kebenaran Anda!

Agama jika berbicara tentang dewa; Itu bukan Tuhan. Spiritualitas adalah segalanya dan, oleh karena itu, dia berada di dalam Tuhan. Agama menciptakan. Spiritualitas menemukan. Agama tidak mentoleransi pertanyaan apa pun. Spiritualitas mempertanyakan segalanya. Agama adalah manusiawi, dia adalah organisasi dengan aturan manusia. Spiritualitas adalah Ilahi, tanpa aturan manusia.

Agama adalah penyebab perpecahan. Spiritualitas mempersatukan. Agama mencari Anda untuk percaya. Spiritualitas harus Anda cari untuk dipercayai. Agama mengikuti ajaran kitab suci. Spiritualitas mencari yang sakral di semua buku. Agama hidup dari rasa takut. Spiritualitas hidup dari kepercayaan dan keyakinan.

Agama hidup dalam pemikiran. Spiritualitas hidup dalam Kesadaran. Agama berhubungan dengan berbuat (sesuatu). Spiritualitas berkaitan dengan Diri sendiri. Agama memberi makan ego. Spiritualitas mendorong untuk melampaui. Agama membuat kita meninggalkan dunia untuk mengikuti dewa. Spiritualitas membuat kita hidup di dalam Tuhan, tanpa meninggalkan kita.

Agama adalah aliran (kultus). Spiritualitas adalah meditasi. Agama mengisi kita dengan mimpi kemuliaan di surga. Spiritualitas membuat kita hidup dalam kemuliaan dan firdaus di sini dan saat ini. Agama hidup di masa lalu dan di masa depan. Spiritualitas hidup di saat ini. Agama menciptakan kurungan dalam ingatan kita. Spiritualitas membebaskan Kesadaran kita.

Agama membuat kita percaya pada kehidupan kekal. Spiritualitas membuat kita sadar akan Kehidupan Kekal. Agama menjanjikan kehidupan setelah kematian. Spiritualitas adalah menemukan Tuhan di dalam batin kita selama hidup dan (setelah) mati. Kita bukan manusia yang mengalami pengalaman spiritual. Kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman manusia."

Tambahan atas hal itu; Menurut data terbaru yang dirilis religionfact.com(Mei 2018), manusia sebagai penduduk dunia berjumlah 7,5 milyar jiwa. Sekitar 2,2 milyar beragama Kristen, 1,5 milyar Islam, dan ‘juara’ ketiga berjumlah 1,1 milyar adalah yang digolongkan sebagai penganut Sekuler, Atheis, Tidak Beragama, Agnostik, Deisme.

Jumlah itu mengungguli Hindu sekitar 827 juta s.d milyar, Buddha 450 juta s.d milyar (mengenai Hindu-Buddha ini didapat keterangan, proses pendataannya lebih rumit, karena pendataan agama sebagai identitas hukum tidak ketat, dan belum tentu tercatat di lembaga pemerintah maupun diantara para penganutnya itu sendiri).

Tahun depan (maksudnya 2019), mungkin data itu bisa jadi berubah lagi, dengan angka-angka yang bisa jadi mencengangkan. Misalnya, juara ke-tiga bisa naik tingkat, entah menjadi kedua atau justeru yang pertama. Beberapa indikasi, menurunnya para penganut agama Abrahamik lebih karena proses keberagamaan yang terjadi di internal masing-masing.

Di negara Timur Tengah, di beberapa negara yang mangdopsi sistem keagamaan, bahkan di Arab Saudi pun, muncul gejala tumbuhnya generasi muda yang menganut atheisme atau juga deisme (mempercayai Tuhan tapi tidak agama).

***