Tugas apa pun yang dilakukan seseorang, satu belahan otak akan selalu mendominasi, meski belahan lainnya juga akan memiliki peran untuk dimainkan sambil menangani tugas itu.
Teori Lateralisasi Otak menekankan fakta bahwa dua bagian otak yang dikenal sebagai belahan otak kanan dan kiri berfungsi secara berbeda tetapi saling tergantung. Jika kita mempelajari anatomi otak, kita akan memahami bahwa otak dibagi menjadi 2 belahan yang dihubungkan oleh corpus callosum.
Kedua belahan ini mengatur gerakan tubuh dan menerima rangsangan sensorik dari sisi tubuh yang berlawanan. Misalnya, belahan kiri mengontrol gerakan dan rangsangan sensorik dari sisi kanan tubuh.
Belahan Kiri: Belahan kiri lebih bersifat analitis dan memperhatikan detail, menangani tugas atau memproses informasi secara berurutan dan menangani tugas-tugas seperti menulis, membaca dan berbicara. Belahan otak ini juga berkaitan dengan penalaran, rasionalitas, logika, disiplin serta aturan dan berurusan dengan fakta-fakta sulit.
Orang dengan belahan otak kiri yang kuat memiliki kecenderungan untuk sains, matematika dan teknologi, memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan mereka karena perencanaan yang jelas, secara fisik cukup aktif dan ekstrovert di alam. Belahan kiri mengontrol bagian kanan tubuh.
Belahan Kanan: Belahan kanan berhubungan dengan aspek kehidupan yang lebih lembut. Belahan otak ini berkaitan dengan emosi, perasaan, intuisi, visualisasi, pengetahuan spasial, kreativitas dan pola pengenalan. Belahan kanan juga membantu dalam membuat kesimpulan dan memberikan persepsi holistik, sebagai akibatnya belahan kanan membantu dalam mengembangkan persepsi diri yang kuat atau rasa kesadaran diri.
Belahan kanan mengontrol bagian kiri tubuh, merawat keterampilan motorik, olahraga dan bermain, kemampuan tahan risiko, variasi, fleksibilitas, dan orang-orang dengan belahan kanan yang kuat sebagian besar adalah orang introvert.
Lateralisasi Otak
Dalam kasus otak normal, informasi akan melakukan perjalanan dari belahan kiri dan melewati corpus callosum ke belahan kanan otak dan sebaliknya. Kedua belahan otak berfungsi saling tergantung dan informasi semata-mata tidak diproses oleh hanya belahan otak tunggal. Teori lateralisasi dalam psikologi percaya bahwa satu belahan mendominasi ketika melakukan tugas atau fungsi tertentu.
Namun, tingkat atau tingkat lateralisasi akan berbeda dari orang ke orang atau kasus individu. Misalnya, dalam kasus orang normal (tidak kidal), fungsi kontrol bahasa dikendalikan oleh belahan otak kiri mereka, sedangkan, dalam kasus orang kidal fungsi ini dikendalikan oleh belahan otak kanan mereka.
Tugas apa pun yang dilakukan seseorang, satu belahan otak akan selalu mendominasi, meskipun belahan lainnya juga akan memiliki peran untuk dimainkan sambil menangani tugas itu sampai batas tertentu. Misalnya, saat bermain olahraga kriket (yang merupakan aktivitas yang diatur di belahan kanan) jika kita merasa terganggu dengan peraturan dan regulasi yang berlebihan (yang terkait dengan belahan otak kiri), kita akan kehilangan minat dari permainan, meskipun aturan dan regulasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari game ini.
Beberapa Fakta Penting Terkait Teori Lateralisasi Otak
***
Solo, Kamis, 22 Agustus 2019. 6:51 am
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews