Jaya Ancol mempelopori gerakan hijrah buat patung-patung, diceramahi setiap hari, biar tumbuh kesadaran agar payudaranya ditutup.
Sebagai lelaki saya sering tersinggung hidup di Indonesia. Saya nonton TV. Film kartun, Spongebob. Di sana ada Sandy, si tupai.
Saya baru sadar kalau Sandy itu ternyata jenis tupai betina Buktinya dia pakai bikini. Tapi apa lacur. Gara-gara diasumsikan sebagai betina berbikini, maka.gambar Sandy kena blur. Khususnya di bagian payudara. Gunting sensor berlaku pada Sandy.
Bayangkan. Apa rasanya menonton film kartun dengan gambar diblur segala.
Kemarin saya juga mendapatkan gambar lain. Ini kisah patung putri duyung di Ancol. Berwarna putih kapur.
Saya mendapatkan foto patung itu kini pakai kemben. Bagian payudaranya ditutupi kain. Untung saja putri duyung gak perlu pakai celana dalam karena pada bagian bawah dia adalah ikan. Bersisik dan bersirip. Gimana cara pakai cekana dalamnya.
Tapi di bagian perut ke atas putri duyung itu mirip manusia. Punya payudara. Seperti biasanya imajinasi seniman, payudara putri duyung dibuat begitu ranum. Mirip alpukat mentega. Mungkin dalam pikiran pembuatnya usia putri duyung sekitar 20 tahunan. Sekelas mahasiswi semester 5-lah.
Entah kenapa sempet-sempatnya orang mikir, patung batu itu harus ditutupi dadanya. Dipakaikan kemben. Bayangkan. Itu cuma patung. Dari batu.
Kabarnya ide tersebut berasal dari Rene Suhardono, komisaris Jaya Ancol. BUMD ini telah mempelopori gerakan hijrah buat patung-patung. Caranya: patung-patung itu diceramahi setiap hari. Biar tumbuh kesadaran agar payudaranya ditutup. Jangan dibiarkan terbuka. Kalau bisa pakai jilbab syari sekalian. Sekakian dikasih papan pengumuman, lelaki yang bukan muhrim dilarang mendekat.
"Meski patung. Payudara mah, tetap pagudara. Itu aurat."
Disitulah saya tersinggung. Tersinggung sebagai lelaki. Orang-orang ini, para penyensor ini, sebetulnya mengira kita ini sejenis lelaki apaan sih. Kok celamitan banget.
Atau kita ini dianggap mahluk dari planet mana?
Masa kita terangsang cuma karena melihat tupai dan batu. Kebangetan kan?
"Jangan salah, mas. Mereka itu melihat Bajaj juga bisa ngaceng lho."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews