Dalam kurun waktu kurang dari 40 hari, dimulai saat tulisan ini dimuat, perhelatan pesta demokrasi 5 tahunan akan berlangsung. Masing-masing paslon tengah menjalani strategi menjaring suara pemilih.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’aruf dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, melalui mesin partai masing-masing, bergerak menyisir setiap pelosok daerah dan provinsi guna meyakinkan calon pemilih berpihak kepada paslon yang diusungnya.
Pergerakan ini jelas terlihat masif dan atraktif dengan jargon dan berita berisi kelebihan-kelebihan paslon yang diusungnya.
Ironisnya, cara-cara yang sebaiknya mengedepankan etika berpolitik secara jujur dan berintegritas telah tercederai oleh narasi ‘hitam’ yang sengaja dibangun untuk mendegradasi persepsi calon pemilih, salah satunya penyebaran berita-berita 'hoax' tentang isu-isu sosial, ideologi, dan agama.
Isu-isu ini masif dibicarakan di media online dan efektif menjaring sejumlah calon pemilih yang, bila dapat dikatakan, tidak kritis menyaring informasi yang diterimanya, layaknya menelan makanan tanpa perlu dikunyah terlebih dahulu.
Sejujurnya tidak mudah memang memilah antara informasi benar dan ‘hoax’ di tengah kecepatan akses informasi modern nan masif. Diperlukan usaha pembiasaan diri memeriksa kembali informasi yang diterima atau dibaca guna bertemu dengan fakta atau kebenaran sesungguhnya. Perlulah diketahui bahwa kecenderungan otak dalam menerima informasi bersifat netral atau tidak memihak.
Pada awalnya, otak menerima informasi sebagaimana informasi itu adanya. Bila informasi yang diterimanya terus menerus berisi kebohongan maka otak akan menyimpulkannya sebagai suatu kredo. Oleh karenanya, perlu adanya langkah lanjutan yang bernama analisa-kritis terhadap informasi yang diterima untuk meminimalisasi ketidakakuratan informasi tersebut.
Strategi ini tengah dimainkan dalam kontestasi pilpres oleh oposan saat ini sebagai senjata pembunuh massal yang mampu menghancurkan kultur bangsa Indonesia yang toleran.
Sejatinya, pesta demokrasi 5 tahunan ini haruslah berlangsung jujur dan berintegritas tanpa menimbulkan keresahan masyarakat yang sedang terpolarisasi secara signifikan akibat narasi ‘hitam’ yang dibangun untuk kepentingan suatu kelompok yang tidak bertujuan membangun masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews