Pandemi Covid-19 masih terus terjadi dan kasus positif terus bertambah seiring adanya varian Omicron. Masyarakat diimbau untuk tidak panik dan selalu mematuhi Prokes guna mencegah kenaikan angka positif Corona di Indonesia.
Apakah Anda merasa lelah dengan pandemi ini? Selama dua tahun kita mau tak mau harus beradaptasi dengan keadaan yang buruk di luar sana. Akan tetapi kelelahan bukan alasan untuk lalai dalam menaati protokol kesehatan (Prokes). Kita masih harus disiplin Prokes agar tidak mudah tertular Corona, apalagi ada varian Omicron yang lebih menular daripada delta.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyatakan bahwa orang yang tampak sehat-sehat saja belum tentu terbebas dari infeksi Corona.
Penyebabnya karena ada kasus positif yang bergejala dan tidak bergejala. Sedangkan orang yang tidak bergejala tentu masih beraktivitas seperti biasa (tidak isolasi mandiri) karena tidak tahu bahwa ia kena Corona.
Prof Wiku menambahkan, orang tanpa gejala (OTG) wajar jika tidak tahu kena Corona karena memang hanya kena serangan penyakit yang ringan, dan ia tidak melakukan screening dengan tes rapid atau swab. Jika ini tidak tertangani dengan baik maka akan bisa memicu kenaikan kasus.
Kita wajib memakai masker dan menaati poin lain dalam protokol kesehatan, karena bisa jadi ada banyak OTG di sekitar kita. Jangan-jangan kita sendiri juga berstatus OTG dan tanpa sadar menularkan Corona karena sering melepas masker saat dalam perjalanan.
Jangan pernah melakukannya lagi karena saat pandemi belum selesai, masih harus disiplin Prokes, apalagi untuk menghindari penularan Omicron.
Karakteristik Omicron berbeda dengan delta atau varian Corona yang lain. Jika kena Omicron gejala ringan maka tidak ada anosmia alias kehilangan fungsi indra penciuman, sehingga ada yang mengiranya hanya kena flu biasa. Padahal tetap berbahaya karena Omicron bisa merenggut nyawa, apalagi jika ada komorbid dan belum vaksinasi sama sekali.
Tetaplah taat Prokeskarena kita tidak tahu siapa saja yang berstatus positif covid tetapi hanya gejala ringan. Masker adalah pelindung nomor satu dari droplet yang bisa menyeabrkan virus. Bahkan saat ini WHO merekomendasikan pemakaian masker ganda, dengan masker disposable di dalam dan masker kain di luar, agar proteksinya makin kuat.
Saat masuk ke suatu tempat umum maka harus cuci tangan atau memakai hand sanitizer, lalu buka pintu usahakan jangan pakai tangan langsung tetapi dilapisi dengan tisu atau sarung tangan. Sedangkan saat pulang wajib untuk mandi dan keramas serta mengganti baju, serta masker dan baju tadi langsung dicuci dengan air panas agar beanr-beanr higienis.
Jagalah juga kebersihan lingkungan baik di dalam maupun luar rumah dan jika perlu semprotkan disinfektan.
Perhatikan juga sirkulasi udara dan AC atau kipas angin di rumah dan jaga agar tetap bersih, karena Corona bisa menualr lewat udara yang pengap dan kotor.
Prokes juga wajib diikuti dengan vaksinasi dan jangan ragu untuk vaksin karena gratis, halal, dan aman. Lagipula saat ini sudah banyak penyelenggara vaksinasi sehingga tidak usah mengantri ke Puskesmas seperti dulu.
Untuk mencegah kenaikan kasus Corona akibat banyaknya Orang Tanpa Gejala (OTG) di luar sana, maka harus memperketat disiplin Prokes. Semua orang mulai dari anak-anak hingga yang sudah tua wajib menaati Prokes. Ajari anak-anak untuk memakai masker dan menaati Prokes lain agar mereka terbiasa untuk disiplin saat pandemi.
Savira Ayu, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews