Pembacaan Maulid Nabi: Afdal Malam Senin atau Malam Jumat?

Dari adanya perbedaan, saya justru sangat merasa bersyukur. Karena dengan adanya perbedaan tersebut, paling tidak saya dapat menikmati atau mendengarkan alunan indah shalawat Nabi.

Senin, 22 Juni 2020 | 00:42 WIB
0
705
Pembacaan Maulid Nabi: Afdal Malam Senin atau Malam Jumat?
Pembacaan Maulid Diba'i di Musala (dok. penulis)

Sudah menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia mengadakan acara maulidan. Kata maulid sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Tentu dengan disebutkan kata "maulid", pasti yang terpikir oleh kita pada umumnya yaitu acara pembacaan rawi atau kitab maulid seperti Ad Diba'i, Simtuddurar, Al Barzanji dan yang lainnya.

Esensi dari pembacaan maulid itu sendiri sebenarnya adalah memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW serta meneladani akhlak beliau. Namun yang terpenting yaitu mendapat syafaat beliau di akhirat kelak.

Acara maulidan biasanya diadakan rutin, baik itu setiap tahun, setiap bulan, maupun setiap minggu. Namun yang saya perhatikan lebih, yaitu pada maulid rutin mingguan. Terkhusus di daerah saya tinggal. Maulid mingguan di kampung saya memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini didorong oleh banyaknya pesantren di kampung saya yang mana memiliki malam berbeda dalam pembacaan maulid disetiap minggunya.

Ada pesantren yang mengadakan maulid setiap malam Senin, ada juga pesantren yang mengadakan maulid setiap malam Jumat. Adanya perbedaan ini, turut serta mempengaruhi musala-musala sekitarnya dalam berkiblat malam diadakannya maulid mingguan tersebut.

Terpikir oleh saya apa yang menyebabkan perbedaan tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata pada malam-malam tadi (Senin dan Jumat), memiliki keutamaannya sendiri-sendiri. Pesantren atau musala yang mengadakan maulid setiap malam senin, ternyata didasarkan pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Seperti yang sudah kita ketahui sejak kecil, bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal tahun gajah. Ada hadits yang mendukung pendapat ini, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang menyatakan bahwa Nabi SAW pernah ditanya "Mengapa berpuasa pada hari Senin?" Beliau menjawab " Itulah hari aku lahir".

Di samping itu, pesantren atau musala yang mengadakan maulid di malam Jum'at, ternyata didasarkan pada hari Jumat merupakan "sayyidul ayyam" atau "rajanya hari".

Jadi disetiap minggu, dalam Islam terdapat satu hari raya, yaitu hari Jumat. Jadi, ketika kita bershalawat atau membaca maulid di malam Jumat, pasti akan banyak keutamaan yang didapat. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri pernah memerintahkan kita untuk banyak-banyak membaca shalawat ketika malam/hari Jumat.

Antara kedua malam tersebut, memiliki kelebihan atau keutamaannya masing-masing. Jadi, jangan terlalu mempermasalahkan hal yabg demikian. Akan lebih baik jika kita melaksanakannya di dua malam tersebut.

Dari adanya perbedaan seperti yang tergambar di atas, saya justru sangat merasa bersyukur. Karena dengan adanya perbedaan tersebut, paling tidak saya dapat menikmati atau mendengarkan alunan indah shalawat Nabi dan pembacaan maulid seminggu dua kali. Hal ini terasa sangat berbeda ketika saya berada di luar kampung halaman. Semoga kelak kita mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW.

Shollu 'ala Nabi!

***