Media sosial telah dimanfaatkan sebagai cara baru bagi kelompok paham radikal dan penebar hoax untuk menyebarkan benih-benih kebencian dan propagandanya. Facebook, YouTube, Twitter, blog hingga aplikasi layanan pesan gratis seperti WhatsApp kini menjadi alat yang ampuh bagi kelompok perusak persatuan untuk melakukan propaganda, mendapatkan pengaruh, dan menjaring keanggotannya di jejaring sosial (warganet).
Apalagi ditengah kesibukan bangsa menangani Covid-19, dijadikan peluang bagi gerakan radikalisme membangun dan memperkuat sentimen negatif atau ketidakpercayaan publik kepada pemerintah. Salah satunya dengan menebar berita-berita hoax terkait kegagalan negara dalam penanganan Covid-19.
Oleh sebab itu berbagai kalangan warganet dan komunitas literasi masyarakat yang tergabung dalam Generasi Literasi Terbit (GESIT) akan menggelar Diskusi literasi online bertema : “Melawan Propaganda Virus Radikalisme Disaat Pandemi Covid-19” yang akan dilaksanakan pada Selasa (19/5).
Ketua pelaksana Anggara Purista yang juga Ketua GESIT, mengatakan bahwa kegiatan ini untuk wadah sekaligus mengedukasi seluruh warganet bersama komunitas literasi dalam melawan paham radikal dan berbagai konten provokatif lainnya yang marak saat ini ditengah Pandemi Covid-19.
Gerakan ini sebagai aksi kreatif komunitas warganet milenial untuk ikut berkontribusi menjaga suasana kondusif di jagad maya guna mengcountrr gerskan radikalisme serta untuk mendukung suksesnya berbagai program pemerintah khususnya menghadapi Pandemi Covid19 ini.
"GESIT juga mengajak generasi warganet Milenial untuk menumbuhkan semangat rasa cinta tanah air dan patriotisme serta optimisme terhadap upaya pemerintah menangani Covid-19 dengan melawan hoax dan penyebaran propaganda radikalisme yang dapat merusak keutuhan NKRI" kata Anggara dalam pernyataan rilis media (17/5).
Anggara juga menambahkan Diskusi online nantnya akan mengundang berbagai narasumber yang kapabel dan berbagai tokoh yang kompeten sehingga diharapkan diskusi ini mampu menciptakan Gerakan Warganet milenial untuk secara bergotong royong menyebarkan berbagai konten-konten narasi positip tentang menjaga persatuan bangsa dan perdamaian guna melawan radikalisme maupun propaganda negatif lainnya di media sosial demi mensukseskan berbagai kebijakan pemerintah khususnya dalam percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia."Acara diskusi nanti juga akan diisi oleh Gus Solah (Tokoh muda NU), Zuhaeri Miswari (Tokoh Muda Baithul Muslimin), dan Hafyz Marshal (Pemred Kata Indonesia)" papar Anggara.
Diharapkan melalui diskusi yang melibatkan kalangan Warganet dan generasi milineal serta kalangan masyarskat lainnya dapat mampu bersinergi guna menghasilkan gerakan menebar narasi-narasi positif melawan konten-konten negatif paham radikal yang menunggangi momentum bulan suci Ramadhan ini dan bisa merusak suasana harmoni Ramadhan serta gerakan kalangan warganet ini dapat menciptakan situasi kondusif di lini massa demi suksesnya berbagai agenda nasional khususnya dalam percepatan penanganan psndemi Covid19 ini.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews