Hari-hari ini, salah satu wujud "hubbul wathan" atau cinta tanah air adalah kesediaan kita untuk memakai masker saat berada di luar rumah. Juga menjaga jarak
Para sedherek, membaca status-status FB Mbak Laeliya Almuhsin, saya kemudian berpikir bahwa dia sesungguhnya telah melakukan hal yang amat hebat. Dia bukan saja menyatakan secara terbuka bahwa dia terkena Covid-19, tetapi juga melaporkan perkembangan dari waktu ke waktu proses pengobatan yang ia jalani, serta perkembangan yang ia alami.
Bukan hanya itu, dia juga mengisahkan suka-duka kehidupan selama masa isolasi dan perawatan di Rumah Sakit. Semuanya, ia ceritakan dengan terbuka, santai, tanpa rasa panik. Saya tahu, dia pasti mengalami kecemasan yang luar biasa. Tetapi dia menulis tanpa rasa panik sedikitpun.
Sudah banyak pasien Covid-19 yang mulai menulis secara terbuka pengalaman mereka selama menderita penyakit dan proses pengobatan yang mereka jalani. Keberanian membuka diri dan menceritakan pengalaman seperti ini sangat penting dan patut diacungi jempol.
Ada beberapa alasan:
Pertama, ini semua akan memberi pendidikan kepada publik, terutama melalui medsos, bahwa menderita Covid-19 bukanlah aib. Tentu saja ini penyakit yang amat berbahaya dan patut diwaspadai, tetapi ia bukan aib, dan karena itu tak perlu ditutup-tutupi.
Kedua, catatan-catatan yang ditulis langsung oleh mereka yang pernah terpapar Covid-19 ini juga sangat berguna untuk mendidik publik bahwa virus ini memang benar-benar ada, bukan hoax. Masih banyak kalangan di masyarakat yang skeptis dan tidak percaya bahwa virus ini benar-benar ada.
Hingga saat ini sudah ada sekitar 250 ribu kasus Covid-19 di seluruh Indonesia. Setiap hari muncul penambahan sekitar 4500an kasus baru, dan trend-nya masih terus naik.
Angka 4.500 ini, jika disebar ke seluruh wilayah Indonesia, memang tak akan menimbulkan dampak langsung yang kelihatan. Inilah sebabnya, banyak orang yang tak percaya bahwa virus ini riil. Mereka tak melihat ada penderita Covid-19 di kiri-kanan mereka. Perumahan atau kampung mereka masih aman-aman saja.
Ketiga, apa yang ditulis oleh orang-orang seperti Mbak Laely ini penting untuk menyadarkan publik tentang pentingnya menjaga protokol kesehatan secara ketat. Pandemi ini tidak bisa hanya ditangani pemerintah tanpa partisipasi yang aktif dari publik.
Hari-hari ini, salah satu wujud "hubbul wathan" atau cinta tanah air adalah kesediaan kita untuk memakai masker saat berada di luar rumah. Juga menjaga jarak, menghindari kerumunan dan sering-sering cuci-tangan. Sederhana. Sederhana sekali!
Dengan melakukan ini, kita telah menjaga bukan saja nyawa kita, tetapi juga nyawa manusia lain. Dengan ini, kita telah menjalankan salah satu prinsip penting dari maqashid al-shari'ah (tujuan-tujuan pokok agama), yaitu hifzun-nafs, menjaga hidup dan kehidupan.
Saya sarankan teman-teman untuk membaca secara rutin catatan-catatan yang diunggah Mbak Laely di wall FB-nya. Kita akan mendapatkan banyak pelajaran dari sana.
Sekali lagi, terima kasih, Mbak Laely. Semoga lekas sembuh ya...
Sekian.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews