Masyarakat dilanda krisis kemampuan mengembangkan ketiga itu bisa menjadi pengungkit rasa saling percaya, yang dapat mendorong kekuatan positif menuju kehidupan bersama.
Dalam perjalanan kereta menuju Bandung, ditemani buku "Authentic Happiness" karya Martin Seligman (2017). Selama setengah abad terakhir, perhatian psikologi terkuras oleh persoalan "sakit mental" (mental illness): depresi, schizophrenia, alkoholisme, dll. Melupakan kenyataan bahwa kehendak manusia bukan sekadar mengoreksi kelemahan, tapi juga menumbuhkan kekuatan-makna hidup yang lebih positif.
Perjalanan kehidupan bukan sekadar bergerak dari minus lima ke minus tiga, lalu merasa lebih kurang menderita; tapi lebih dikehendaki bisa bergerak dari plus dua ke plus tujuh; terus tumbuh mengoptimalkan potensi dalam bahagia.
Tiba saatnya bagi psikologi untuk berusaha memahami emosi positif, membangun kekuatan dan kebajikan (virtue), dan menyediakan panduan untuk menemukan apa yang disebut Aristoteles sebagai "good life".
Dalam kaitan ini, tidak ada bukti bahwa kekuatan dan kebajikan berasal dari motivasi negatif. Kekuatan dan kebajikan tumbuh dari motivasi positif. Bukan keberhasilan yang mendorong optimisme, tapi optimisme-lah yg mendorong keberhasilan.
Psikologi positif dibangun di atas tiga pilar:
1.Studi tentang emosi positif: seperti kepercayaan diri, harapan, trust.
2. Studi kepribadian (traits) positif: kebajikan (virtues), kemampuan (abilities), inteligensia.
3. Studi ttg institusi-instusi positif: demokrasi substantif, keluarga sakinah, kebebasan pres yang sehat, keagamaan welas asih.
Pada saat masyarakat dilanda krisis, kemampuan mengembangkan ketiga itu bisa menjadi pengungkit rasa saling percaya, yang dapat mendorong kekuatan positif menuju kehidupan bersama yang lebih bermakna dan bahagia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews