Bagi warga Israel, terbantuknya hutan-hutan buatan membawa banyak manfaat, antara lain menghasilkan 100 ribu meter kubik udara segar per tahun.
Direktur KKL-JNF Negev Elisha Mizrachi menerangkan, secara sederhana, langkah pertama untuk menumbuhkan pepohonan di wilayah gurun adalah membuat cekungan untuk menampung air. Di cekungan yang berisi air itulah akan terbentuk tanah atau lumpur. Pada tanah yang sudah mengandung hara itu ditanami tumbuhan berdaun tajam, yang tingkat penguapannya relatif rendah, seperti Akasia Mangium dan Cemara.
Setelah pohon generasi pertama tumbuh, lahan di sekitar tanah yang sudah ‘subur’ dan ditumbuhi pepohonan juga diairi dan ditanami bibit pohon baru. Tentu saja pengairan lahan dilakukan dengan jaringan pipa yang didisain sedemikian rupa, hingga bisa dilakukan secara terus-menerus. Begitulah seterusnya, hingga area yang sebelumnya gurun pasir yang tandus dan gersang, berubah menjadi hutan hijau dan mampu menyimpan air tanah.
Setelah hutan buatan itu terbentuk, maka akan menghasilkan banyak gelembung embun pada malam hari, kondisi itu sudah mencapai kriteria hutan hujan tropis. Sehingga lebih memungkinkan untuk terbentuknya awan dan terjadinya hujan, sekalipun pada musim panas.
Dengan terbentuknya hutan, maka suhu udara di sekitarnya menjadi lebih sejuk dan layak menjadi tempat tinggal berbagai satwa seperti Burung, Rusa, Kelinci, Ayam, Anjing, dan lain-lain. Kotoran hewan yang hidup di hutan itu menjadi pupuk alami bagi pepohonan hutan.
“Pupuk organik berupa kotoran hewan hutan, akan menyuburkan pepohonan. Hutan Israel akan menjadi semakin lebat. Hal itu akan mendorong terjadinya hujan menjadi lebih sering. Air yang mengalir dari hutan disalurkan melalui sungai buatan ke waduk dan bendungan, lalu disalurkan melalui irigasi ke area pertanian,” kata Mizrachi.
Penanaman pohon tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi juga oleh warga Israel, termasuk anak-anak.
Untuk menyemangati anak-anak dalam menanam pohon, di Israel ada perayaan Tu Bishvat yang berarti ‘Tahun Baru Pepohonan’ atau ‘Lebaran Pepohonan’. Pada hari raya itu semua warga Israel melakukan ‘kerja bakti’ membersihkan lingkungan dan menanam bibit pohon.
Hingga kini di Israel sudah banyak terdapat hutan buatan, yang jumlah pohonnya sudah mencapai 250 juta batang. Orang-orang Israel menyebut hutan-hutan buatan itu sebagai ‘Hutan Yatir’ sebagaimana yang disebutkan dalam Alkitab.
Selain KKL-JNF, di Israel juga terdapat lembaga yang bernama Agricultural Research Organization (ARO), yang merupakan organisasi kerja sama para pakar Yahudi lintas keilmuan dalam mengatasi masalah pengairan dan pertanian.
(Bersambung)
***
Tulisan sebelumnya: Yahudi Ubah Gurun Jadi Hutan [1] Hikayat Lima Tetes Air
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews