Teotihuacan dan Misteri Tempat Kelahiran Tuhan

Kamis, 29 November 2018 | 11:36 WIB
0
572
Teotihuacan dan Misteri Tempat Kelahiran Tuhan
Saya berfoto levitasi di depan Teotihuacan (Foto: Dok. Pribadi)

“Di manakah tempat Tuhan atau Dewa dilahirkan?”

Jawaban atas pertanyaan tersebut tentu saja bisa beragam dan panjang lebar, tergantung latar belakang siapa yang menjawabnya. Tapi kalau pertanyaan tersebut diajukan ke masyarakat Bangsa Aztec yang mendiami lembah Meksiko, maka jawabannya adalah Tuhan atau Dewa dilahirkan di Teotihuacan (baca: teotiwa’kan).

Teotihuacan adalah sebuah kota Mesoamerika kuno yang berlokasi di anak lembah Meksiko, sekitar 40 km timur laut Mexico City saat ini. Nama Teotihucan bukan berasal dari jejak-jejak reruntuhan bangunan dan piramid di kota tersebut, melainkan diberikan oleh Bangsa Aztec yang menguasai kota Mesoamerika kuno tersebut.

Bangsa Aztec yang menguasai Teotihuacan, meski mereka tidak tinggal di kota tersebut, memberi nama tempat dan struktur utama yang ada di situs tersebut sebagai “Tempat para dewa” dimana mereka meyakini bahwa dari tempat tersebutlah dunia diciptakan.

Oleh UNESCO kota ini telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia pada 1987 dan sekarang dikenal sebagai salah satu situs arkeologi di Meksiko yang banyak dikunjungi wisatawan yang tertarik untuk belajar sejarah atau berwisata. Diperkirakan sekitar 4,2 juta wisatawan berkunjung ke situs ini pada tahun 2017.

Tertarik dengan situs Teotuhuacan dan ingin mengetahui sejarah peradaban dunia, khususnya Amerika Latin, serta ingin melihat warisan sejarah Mesoamerika kuno di tempat tersebut seperti bangunan piramida Mesoamerika yang didirikan pada masa pre-Kolombia Amerika, pada hari Minggu 9 September 2018 saya pun berkunjung ke tempat tersebut.

Tiba di lokasi sekitar jam 10 pagi, suasana di situs Teotihuacan belum terlalu ramai. Setelah memarkir kendaraan di pintu utara, saya bersama staf KBRI Mexico City terlebih dahulu mengunjungi museum yang terletak di area bagian depan.

Di museum yang tidak terlalu besar ini kita bisa melihat berbagai artefak dan pernak pernik peninggalan masyarakat kota Teotihuacan dan informasi mengenai situs Teotihuacan yang sangat membantu menguak misteri yang ada di sekitar situs.

Sejauh ini memang masih banyak misteri mengenai keberadaan Teotihuacan di masa lalu yang belum terkuak, seperti siapa yang membangun dan mendiami kawasan tersebut, bagaimana kedudukan Teotihuacan sebagai sebuah kota dalam struktur pemerintahan pada saat itu dan lain sebagainya. Misteri tetap menyelimuti karena tidak banyak bukti tertulis dan sistem yang dapat ditelusuri sehingga tidak dapat terbaca dan dianalisis.

Berdasarkan penelitian arkeologis, para peneliti hanya dapat memperkirakan bahwa Teotihuacan merupakan kota yang multi etnis karena kemungkinan pernah didiami oleh etnik yang berbeda-beda seperti Nahua, Otomi dan Totonac. Mereka ini adalah Teotihuacano (orang Teotihuacan) yang pengaruh dan keberadaan di Mesoamerika juga dirasakan di sejumlah situs di kawasan Veracruz dan Maya.

Teotihuacan diperkirakan didirikan di kantung lembah Meksiko pada sekitar tahun 100 Sebelum Masehi dan terus berlanjut hingga tahun 250 Masehi. Masyarakat yang tinggal di kota ini mendirikan bangunan tempat tinggal, jalan raya (antara lain Jalan Raya Kematian) dan tempat peribadatan berbentuk piramid besar untuk acara seremonial seperti Piramid Matahari dan Bulan.

Piramid Matahari adalah peninggalan di situs Teotihuacan yang terkenal, dibangun pada abad ke-2 Masehi. Dahulu sebelum ditemukannya beberapa piramida baru di Mesoamerika dan pemugaran Piramid Merah di Mesir pada abad ke-20 Masehi, Piramid Matahari merupakan piramid terbesar ke-3 di dunia. Piramid ini mendominasi landskap kota Teotihuacan dan merupakan bangunan terbesar di komplek Teotihuacan.

Bangunan suci yang memiliki tinggi 220 kaki dan luas 650 kaki persegi ini pada masanya memiliki sebuah kuil terbuat dari kayu di puncak piramid, yang memberikan pemandangan yang spektakuler bagi para pendeta Teotihuacan untuk melihat kota di bawahnya.

Adapun piramid terbesar lainnya yaitu piramid Bulan terletak diujung utara dari Jalan Raya Kematian, yang merupakan pusat utama dari kota Teotihuacan. Piramid ini menghadap ke selatan yang dibangun sebagai bangunan utama di komplek piramid bulan.

Platform berjenjang lima melekat pada bagian depan piramid bulan, disebutkan bahwa pada masanya piramid tersebut memiliki struktur interior didalamnya, dan piramid ini adalah salah satu bangunan utama di Teotihuacan yang paling mudah dipahami.

Selain Piramida untuk acara seremonial besar, di Teotihuacan dibangun pula istana, kuil-kuil, khususnya dekat dengan ujung utara kota yang dikelilingi oleh plaza di depan piramid bulan, istana Quatzelcoatl, istana kupu-kupu, kuil feathered conches, dan istana jaguar.

Pada puncak kejayaannya Teotihuacan kemungkinan adalah kota terbesar di Meksiko dan kota terbesar ke-6 di dunia pada tahun 650 Masehi. Pada rentang waktu 500-600 Masehi Teotihuacan diperkirakan dihuni oleh sekitar 200 000 jiwa.

Kota ini dirancang dengan perencanaan yang baik dengan luas sekitar 8 mil persegi, jauh lebih besar dan lebih maju daripada kota-kota di Eropa pada masa itu. Peradaban ini sezaman dengan peradaban romawi kuno dan bertahan lebih lama, sekitar 500 tahun.

Kota ini mengawali kehancurannya pada sekitar tahun 650 Masehi akibat ketegangan internal dan penaklukan oleh bangsa lain pada sekitar tahun 700an Masehi. Setelah itu populasinya terus menyusut hingga seperempat dari total semula sehingga kota yang pernah jaya tersebut tak lebih dari serangkaian dusun di area seluas 1 km persegi.

Walau telah runtuh, Bangsa Aztec yang menguasai Teotihuacan selama delapan abad selanjutnya masih memuja tempat tersebut sebagai tempat yang sakral, meski tidak mengetahui siapa yang membuatnya atau bahwa pernah ada puluhan hingga ratusan ribu orang pernah tinggal disana.

Keruntuhan Teotihuacan sendiri sepertinya menjadi kasus klasik bagi semua kota dan peradaban bangsa indian kuno di Mesoamerika. Beberapa peneliti meyakini bahwa kasus tersebut terjadi karena merosotnya persediaan pangan akibat kekeringan dan berkurangnya pasokan air ke daerah tersebut.

Mexico City, 13 September 2018

***

Aris Heru Utomo