Management Penyakit Kronis di Masyarakat Indonesia

Selasa, 1 Agustus 2023 | 15:01 WIB
0
76
Management Penyakit Kronis di Masyarakat Indonesia
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji ketika memberikan kuliah umum/Foto : Dokpri

Management Penyakit Kronis di Indonesia sangat penting untuk diaplikasikan dikarenakan resiko komplikasi yang lebih besar daripada penyakit akut. Di Indonesia peringkat kematian tertinggi diduduki oleh penyakit kronis yaitu Stroke sebesar 131,8% kemudian diikuti dengan Jantung koroner sebesar (95,68), Diabetes Mellitus (40,78), TBC (33,24), Sirosis Hati (33,06), Paru – paru kronis (28,89%) dan diare (23,6%).

            Grafik pertumbuhan penyakit kronis pun setiap tahun semakin meningkat hal ini dibuktikan dengan grafik laju pertumbuhan penyakit kronis yang dari tahu 2000 hingga tahun 2023 terus mengalami peningkatan. Hal ini apabila dibiarkan akan menyebabkan kolaps fasilitas kesehatan akibat tidak mampunya mengatasi penyakir kronis.

            Penyakit kronis dimasyarakat menjadi momok dimasyarakat karena kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya. Penyakit kronis apabila tidak diantisipasi akan menyebabkan komplikasi penyakit sehingga akan menurunkan angka harapan hidup. Ditambah dengan kurangnya edukasi masyarakat tentang tindakan mandiri keperawatan dan belum meratanya edukasi jaminan kesehatan nasional menambah masalah yang rumit di Indonesia.

            Penyakit kronis sendiri memiliki perbedaan dengan penyakit Akut, perbedaan tersebut antara lain apabila penyakit kronis durasi dalam jangka waktu yang lama dan lebih dari 6 bulan. Sedangkan penyakit akut durasinya kurang dari 6 bulan serta timbul secara mendadak. Pada penyakit kronis pada tahap awal kadang tidak menimbulkan gejala tetapi pada tahap akhir akan muncul gejala bahkan bisa memperparah. Sedangkan pada penyakit akut cepat mengalami perkembangan dan memerlukan penanganan secara tiba – tiba dan perlu penanganan secepatnya.

            Dimasa pandemi Covid-19 penyakit Kronis menjadi peringkat pertama komorbid terbesar pada Covid-19 yang menyebabkan kematian. Menurut penelitian Renhard (2021) bahwa penyakit kronis akan meningkatkan potensi kematian sebesar 65% dibandingkan dengan penyakit akut. Ditambah dengan pengetahuan tentang tata laksana pertolongan pertama pada komorbid Covid-19 akan memperbesar angka harapan hidup bagi penderita Covid-19 komorbid.

            Sedangkan tantangan latar belakang masalah utama pada penyakit kronis di Indonesia antara lain : Tantangan terbesar ada pada dunia kesehatan, Jumlah penyakit kronis semakin bertambah dari tahun ke tahun, Penyakit kronis minimal memiliki komplikasi dua atau lebih, beban biaya terbesar ada pada dunia kesehatan dan pada pasien penyakit kronis butuh partisipasi keluarga dalam masalah kesehatan tersebut.

            Sedangkan penyakit Diabetes Mellitus menduduki peringkat pertama menjadi penyakit komorbid tertinggi yang bisa menyebabkan kematian. Risiko kematian akibat Covid-19 bahkan disebut empat kali lebih tinggi pada pasien diabetes daripada non-diabetes. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 3.200 pasien menemukan, 34 persen dari 481 pasien yang meninggal dunia diketahui mengidap diabetes.

Alasan mengapa DM menjadi penyakit komorbid tertinggi adalah : Pada pasien DM memiliki kontrol glikemik yang buruk sehingga akan memicu lemahnya respon imun menghadapi virus covid-19, sehingga pada kondisi ini akan mendukung masuknya virus ke dalam sel target yang menyebabkan peningkatan viral load. Viral load adalah istilah yang digunakan untuk merujuk jumlah / banyaknya virus di dalam darah seseorang. Atau sejauh mana virus tersebut berkembang didalam tubuh manusia yand iketahui melalui jumlah virus. Jadi pada pasien yang menderita DM, maka akan lebih sulit diatasai daripada non DM dikarenakan fluktuasi darah dan komplikasi bawaan yang dibawah. Imun rendah pada penderita DM akan mempersulit melawan virus yang menyerang. Kemudian virus sangat mudah berkembang biak didalam lingkungan dengan kadar gula darah yang tinggi. Jadi dari penelitian Profesor Rudolfo salah satu ilmuwan dari USA (2020) bahwa ada seekor tikus yang masuk ke sarang lebah, kemudian setelah setahun bangkai tikus tersebut tidak membusuk dan masih utuh. Setelah diteliti ternyata madu ini adalah salah satu anti biotik alami yang efektivitasnya bisa membunuh kuman terbaik didunia. Dan manfaatnya sangat banyak sekali dari penyakit kronis hingga akut. Bahwa kuman itu sangat menyukai dua hal : yaitu media air dan Gula.

Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa Indikator Kunci keberhasilan dalam management penyakit kronis ada 8 indikator antara lain : Sistem informasi kesehatan berjalan dengan baik, Identifikasi pasien berjalan dengan baik, Stratifikasi pasien, Pelibatan pasien, Multidisiplin, Mengintegrasikan keahlian dokter umum dan dokter spesialis, mengintegrasikan perawatan melintasi batas organisasi dan meminimalkan kunjungan yang tidak diperlukan.

Sedangkan bagaimana management penyakit kronis bisa tercapai adalah Perlu hubungan timbal balik antara masyarakat, sistem kesehatan, dan kinerja institusi kesehatan. Kinerja institusi, kesehatan yang baik. Indikator tersebut antara lain : Sistem organisasi yang terintegrasi dan terstruktur dengan baik,  Pembagian kerja dokter umum, spesialis, perawat tidak tumpang tindih, Effective team work antar profesional kesehatan dan Komunikasi dan kolaborasi antar profesional kesehatan dalam pengelolaan konflik. *Red