Anak-anak Dayak dan Guru Yoganya

Inilah konsep literasi baru serupa Writing Camp, Festival Penulis, Pameran Buku, dan lainnya, yang semoga dapat meningkatkan tingkat literasi dasar Indonesia.

Minggu, 6 November 2022 | 06:35 WIB
0
100
Anak-anak Dayak dan Guru Yoganya
Foto: Dokumentasi Dodi Mawardi

“Anak-anak ini cepat sekali connect-nya,” ujar Emma dengan penuh semangat. Wajahnya begitu antusias. Matanya tidak lepas dari gerakan puluhan anak-anak SMPN 1 Krayan Tengah, Nunukan, Kaltara.

“Energi mereka bagus sekali,” tambahnya.

Ini kali kedua, Emma memberikan gerakan-gerakan yoganya kepada anak-anak Dayak di pedalaman, dekat perbatasan Indonesia – Malaysia. Sebelumnya, gerakan yoga di tempat duduk, pernah diberikannya kepada remaja dan dewasa di Malinau, Kaltara.

“Ibu, penutupnya jangan terlalu cepat ya. Agak lebih lama…” ujar salah satu peserta. “Iya, ibu. Yang lebih lama…” timpal yang lainnya. Salah satu gerakan yoga penutup diberikan dengan iringan lagu alam. Setiap orang memejamkan mata dalam posisi tubuh terlentang. Dalam hitungan detik, semua anak itu terlelap dalam kondisi gelombang theta yang mendamaikan jiwa. Wajah mereka tenang dan damai penuh kebahagiaan.

 

Mungkin tak terbayangkan sebelumnya. Anak-anak pedalaman yang biasa menapaki jalan bertanah pergi ke sekolah, bisa mendapatkan pelatihan yoga dari Instruktur Kapha Yoga bersertifikat internasional. Emma adalah pemegang IYT (International Yoga Teacher) dengan 500 jam pelatihan spesialis. Baginya, mind – body – and soul anak-anak itu terasa murni dan memudahkan mereka menyelaraskan gerak tubuh, pikiran, dan jiwa sehingga tercipta harmoni alam sesuai hukumnya.

Batu Ruyud Writing Camp 2022 memberikan beragam pelatihan kepada para warga se-Kecamatan Krayan Tengah. Mulai dari pelatihan menulis buku populer, buku ajar – teks, menulis puisi dan esai, menulis surat, membaca puisi, public speaking, sampai pelatihan yoga.

Mereka yang ikut pelatihan berasal dari beragam latar belakang, selain seluruh siswa SMPN 1 Krayan Tengah yang berjumlah 62 orang.

Selama sepekan, mereka tidak belajar di kelas, tetapi belajar dan bahkan menginap di area Batu Ruyud Writing Camp.

Sebelas kepala desa dan perangkatnya juga ikut serta, plus para pejabat di kecamatan dan kabupaten. Tak ketinggalan para tokoh adat dan tokoh masyarakat juga turut mengikuti pelatihan.

Inilah konsep literasi baru serupa Writing Camp, Festival Penulis, Pameran Buku, dan lainnya, yang semoga dapat meningkatkan tingkat literasi dasar Indonesia. Konsep baru ini lahir dari pedalaman yang terisolasi.

Desa Femilau dan desa Binuang, Kecamatan Krayan Tengah, yang hanya bisa dijangkau dengan pesawat-pesawat kecil dari Tarakan, Tanjung Selor, dan Malinau.

***