Tingkat keterisian rumah sakit bagi pasien Covid-19 di beberapa daerah dilaporkan terus melandai. Tren positif ini diharapkan dapat terus terjaga dan masyarakat juga diimbau untuk selalu taat Prokes.
Kita ingin bisa bebas dari masa pandemi secepatnya dan berusaha keras agar tidak kena Corona. Selain menaati berbagai aturan dalam fase PPKM level 4, kita juga wajib menerapkan protokol kesehatan 10M. Hasilnya sangat positif karena angka pasien Corona menurun, dan semoga makin ditekan dengan perpanjangan PPKM level 4.
Hasil dari PPKM level 4 mulai tampak, saat di Cianjur BOR (keterisian ranjang di Rumah Sakit) menurun. Bupati Cianjur Herman Suherman menyatakan bahwa di RSUD Cianjur, BOR-nya cuma 65%, bahkan di RS lain ada yang Cuma 40%. Sementara itu di ruang isolasi terpusat, tingkat keterisian ranjangnya juga menurun, seiring dengan jumlah pasien Corona yang menurun.
Herman menambahkan, semoga angka ini terus menurun sehingga Cianjur benar-benar bebas Corona. Sehingga wilayah ini bisa kembali jadi zona hijau. Sementara itu, angka kesembuhan pasien juga tinggi, mencapai 80 orang per harinya. Dalam artian, di sana benar-benar positif karena yang sakit makin sedikit sementara yang sehat makin banyak.
Ketika angka keterisian ranjang di Rumah Sakit terus menurun maka ini adalah hal yang sangat bagus karena berarti makin sedikit yang terinfeksi oleh virus Covid-19. Berarti program pemerintah benar-benar dilaksanakan oleh masyarakat. Mereka menaati PPKM level 4 dan tidak bermobilitas di luar rumah, kecuali untuk urusan yang benar-benar penting.
Selain itu, masyarakat juga tertib dan mewajibkan anak-anak untuk school from home dan tidak ada sekolah yang memaksa murid-muridnya untuk kelas tatap muka. Jika ada yang memaksakan untuk masuk maka sebuah pelanggaran dan bisa dilaporkan ke Dinas Pendidikan maupun pemerintah daerah. Penyebabnya karena takut ada kluster sekolah.
Apalagi saat ini yang beredar di udara adalah Corona varian delta yang bisa menular hanya dengan berpapasan dengan OTG. Sedangkan murid yang rata-rata berusia di bawah 12 tahun belum mendapatkan vaksin karena belum ada jenisnya. Sehingga lebih baik mereka sekolah di rumah saja untuk menjauhkan diri dari resiko sakit Corona.
Ketika angka keterisian ranjang di RS menurun, jangan larut dalam euforia, karena tempat itu belum benar-benar kosong. Masih ada pasiennya di sana dan kita harus tetap waspada dalam menghadapi nakalnya virus Covid-19. Jangan sampai Anda jadi pasien berikutnya hanya karena malas menerapkan protokol kesehatan.
Jangan lupa untuk pakai masker dan di situasi sekarang wajib mengenakan dua lapis masker, yakni masker disposable di bagian dalam dan masker kain di bagian luar. Tujuannya agar memaksimalkan filtrasi hingga 85-90%, sehingga menolak droplet yang bertebaran di udara. Ingatlah bahwa saat ini OTG makin banyak dan kita tidak tahu siapa yang kena Corona tetapi tidak menyadarinya.
Selain itu, hindari juga pertemuan dengan orang lain, walau saudara kandung sekalipun. Jika terpaksa, mengobrollah dengan jarak minimal 1 meter dan tetap pakai masker walau sedang menerima tamu. Jangan lengah sedikitpun karena Corona varian delta lebih ganas saat menyerang kekebalan tubuh manusia.
Ketika tingkat keterisian ranjang di RS terus menurun maka ini adalah berita gembira karena menunjukkan bahwa makin sedikit orang yang terinfeksi oleh virus Covid-19. Ini adalah buah dari program-program pemerintah seperti PPKM level 4 dan protokol kesehatan 10M. Namun kita tidak boleh lengah sedikitpun walau jumlah pasien menurun, karena masih wajib untuk menerapkan protokol di mana saja. (Putu Raditya)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews