Kasus Corona makin menggila beberapa minggu ini, karena ada lonjakan pasien di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari Kudus, Madura, hingga Jakarta, menjadi zona merah bahkan hitam. Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan meningkatkan kedisiplinan dalam menaati protokol kesehatan, agar tidak tertular Corona.
Kapan pandemi akan berakhir? Sepertinya pertanyaan ini agak sulit dijawab, karena masih banyak pasien covid di Indonesia. Menurut data tim satgas covid, per hari bisa 5.000 orang yang terinfeksi Corona, sehingga total pasien ada 2,5 juta orang. Angka ini tentu mengerikan, karena bisa-bisa penduduk Indonesia berkurang secara drastis.
Kenaikan jumlah pasien Corona terjadi di beberapa tempat, di antaranya Jakarta Timur, Kudus, dan Madura. Pada wilayah itu, diklaim sebagai zona merah, bahkan hitam, saking banyaknya pasien covid. Mirisnya, mereka sakit karena kecerobohannya sendiri dan lalai dalam menjaga protokol kesehatan, juga tidak menjaga imunitas tubuh dan higienitas lingkungan.
Pada daerah Kayu Putih, Jakarta, ditemukan klaster Corona baru, dari warga dalam lingkungan 1 RT. Tepatnya di RT 011, RW 009, Kelurahan Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Diduga 22 orang saling tertular Corona dari OTG karena kongkow di Taman Pintar dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Penularan seperti ini sangat miris karena terjadi di ruang publik, sehingga banyak orang yang berkontak dengan mereka.
Untuk mengantisipasi, maka perlu dilakukan tracing, siapa saja yang telah berkontak dengan 22 orang tersebut. Namun bisa jadi agak sulit, karena taman adalah fasilitas umum, sehingga tidak tercatat siapa saja yang melintas dekat dengan pasien Corona. Jadi mereka perlu memiliki kesadaran diri, jika pernah melewati taman tersebut, harus tes ke laboratorium, minimal rapid test (karena tes swab biayanya cukup tinggi).
Selain di Jakarta Timur, Kudus juga masuk dalam wilayah yang berbahaya, dan diklaim sebagai zona hitam. Penyebabnya karena terjadi lonjakan pasien Corona, bahkan dalam sehari 40 orang meninggal dunia. Kengerian terjadi di kota muria ini karena langsung di-lockdown untuk mencegah mobilitas masyarakat.
Banyaknya pasien Corona di Kudus terjadi karena klaster wisata, dan di sana memang ada tempat berziarah yang sayangnya masih tetap dibuka untuk publik, padahal masih masa pandemi.
Setelah banyak pasien Corona di Kudus, maka proses tracing juga agak sulit, karena mayoritas pengunjung tempat wisata berasal dari luar kota. Sehingga lagi-lagi mereka diminta untuk tes rapid secara mandiri.
Di Madura, tepatnya daerah Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep, terjadi juga kenaikan jumlah pasien Corona. Menurut data tim satgas covid, ada 58 orang yang terkena Corona di Bangkalan, sementara di Sampang ada 8 orang, Pamekasan ada 3 orang, dan di Sumenep 25 orang.
Kenaikan jumlah pasien Corona terjadi pasca libur lebaran, dan diduga mereka yang terkena Corona karena nekat mudik atau tidak disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan. Saking banyaknya pasien, ruangan di RSUD Kabupaten Bangkalan sampai full dan menolak pasien baru. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Humas Tim Satgas Covid Bangkalan Agus Sugianto Zain.
Dari bebagai kasus di daerah ini masyarakat diminta untuk terus waspada, jangan sampai tertular Corona. Apalagi virus covid-19 sudah bermutasi menjadi beberapa varian, sehingga lebih dahsyat dalam menularkan Corona dan efek terburuknya menyebabkan seseorang meninggal dunia. Kita tentu tidak ingin kehilangan nyawa gara-gara virus yang kecil tapi mematikan ini.
Disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan harus dilaksanakan, dan memakai masker tak hanya saat di perjalanan, tetapi di kantor juga harus dipakai. Sebelum menyentuh sesuatu sebaiknya mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, dan yang paling penting jangan membuat kerumunan dan hindarilah massa seperti di dalam pasar atau tempat umum lain.
Mengurangi mobilitas juga jadi poin penting dalam pencegahan Corona. Semua protokol kesehatan wajib dilakukan, agar tubuh tidak tertular virus covid-19. Jangan lelah untuk melakukannya, dan tetap menjaga higienitas dan imunitas tubuh, agar selalu sehat dan bebas dari segala jenis kuman, bakteri, dan virus. (Abdul Rahman)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews