Diponegoro dibuang sangat lama di Sulawesi (Menado dan Makassar) yaitu 22 tahun, setelah dia dikalahkan pada tahun 1830. Di tempat pengasingan di Menado, dia menulis Babad Diponegoro.
Apa yang kita ketahui tentang Pangeran Diponegoro? Sangat sedikit sekali. Paling-paling kita tahu Perang Diponegoro terjadi pada 1825-1830. Terus, alasannya Diponegoro melawan penjajah Belanda karena kompeni membuat jalan yang melewati lahan milik Pangeran Diponegoro. Itu saja.
Membaca buku "Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro" karya Peter Carey, saya mendapat banyak pencerahan tentang sosok Pangeran Diponegoro ini.
Saya memperoleh pengetahuan sisi humanis dari Diponegoro ini. Bahwa dia penggemar catur. Bahwa dia pengunyah sirih pinang yang dilakukannya setiap hari sepanjang hari. Bahwa dia juga pengisap cerutu Jawa yaitu yang dibuat dari daun tembakau lokal digulung dengan daun jagung.
Bahwa kendatipun dia kaya, tetapi sangat hemat mendekati irit. Bahwa dia (sesuai dengan pengakuan sendiri pada Babad Diponegoro yang ditulisnya) adalah penyuka wanita dan memiliki 4 istri ditambah beberapa selir.
Saya juga baru "sadar" bahwa periode Gubernur Jenderal Daendels dan Raffles terjadi pada masa hidup Pangeran Diponegoro. Pemerintahan Daendels tahun 1808-1811 dan Raffles 1811-1816. Kedua tokoh besar ini justru sangat mempengaruhi jalan hidup Diponegoro, karena pada masa inilah mereka mengobrak-abrik Kesultanan Yogyakarta yang sebelumnya relatif mempunyai otonomi sendiri.
Daendels yang mewakili pemerintahan Belanda-Perancis (karena Belanda ditaklukkan oleh Prancis) dan Raffles yang mewakili pemerintahan Inggris (setelah mengalahkan Belanda-Prancis).
Jadi, antara kurun waktu 1808 hingga 1816 de facto Nusantara tidak dijajah oleh Belanda. Baik Daendels maupun Raffles bertangan besi khususnya terhadap raja-raja Surakarta dan Yogyakarta yang suka membangkang.
Saya baru tahu, bahwa Diponegoro dibuang sangat lama di Sulawesi (Menado dan Makassar) yaitu 22 tahun, setelah dia dikalahkan pada tahun 1830. Di tempat pengasingannya di Menado, dia menulis Babad Diponegoro yang merupakan biografi dirinya.
Babad Diponegoro ini merupakan salah satu sumber Peter Carey menuliskan bukunya. Masih banyak pengetahuan baru lain yang saya dapatkan dari membaca buku ini, yang tentunya tidak bisa ditulis semuanya di sini karena buku ini cukup tebal, 514 halaman.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews