Usaha yang dirintis dengan kerja keras dan penuh perjuangan untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen hacur dan rusak karena isu bakso mengandung daging tikus.
Sugeng Riadi adalah penjual bakso dari Desa Kedungmaron, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun. Omzet jualannya turun drastis yang biasanya sehari omzetnya Rp1,5 juta s/d 2 juta. Sekarang dagangan jualan baksonya sepi.
Ini semua gara-gara ada konsumen seorang wanita yang mengunggah di story Whatsapp dan viral atau menyebar ke masyarakat dan ternyata hoax alias tidak benar kalau bakso itu mengandung bahan dari daging tikus.
Dan ini dibuktikan oleh hasil laboratorium yang dilakukan oleh Polres Madiun, menurut hasil lab, bakso yang dijual oleh Sugeng Riadi tidak mengandung daging tikus atau bahan berbahaya lainnya seperti borax atau formalin. Selama ini Sugeng tidak membuat bakso sendiri tetapi membeli dari juragan pembuat bakso lain. Dan selama ini juga tidak ada masalah alias aman-aman saja.
Apa hikmah atau pelajaran dari kasus diatas? Suatu berita atau video yang viral dari ulah konsumen dan ternyata hoax alias kabar bohong. Dan merugikan pihak lain dalam hal ini pedagang atau penjual bakso.
Usaha yang dirintis dengan kerja keras dan penuh perjuangan untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen hacur dan rusak karena isu bakso mengandung daging tikus yang dilakukan oleh konsumennya sendiri. Untuk merintis usaha perlu waktu tahunan dengan segala rintangan dan kegagalan.
Sekalipun tidak terbukti tapi untuk bisa bangkit lagi seperti sedia kala tidaklah mudah. Karena masyarakat atau konsumen sudah terlanjur termakan hoax oleh ulah konsumen yang tidak bertanggung jawab. Ia hanya memintan maaf tanpa kompensasi kepada penjual atau pedagang bakso.
Berhati-hatilah sebelum mengunggah berita ke media sosial yang belum jelas kebenarannya, apalagi sumbernya dari dugaan dan rasa curiga semata. Bisa jadi akan menyebabkan matinya sumber rezeki orang lain yang dirintis penuh perjuangan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews