Kultum Tarawih [7]: Takwa

Karena sekarang teknologi berkembang sehingga ada sabun, ada hand sanitizer, kita gunakan itu sesuai protokol yang ada untuk melawan virus corona.

Sabtu, 2 Mei 2020 | 11:22 WIB
0
183
Kultum Tarawih [7]: Takwa
Takwa ilustrasi (Foto: MIM.or.id)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah wa syukurillah, hari ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengizinkan kita untuk menjalani bulan Ramadan hingga hari ketujuh. Semoga semangat ibadah dan takwa kita tetap terjaga meski dalam situasi pandemi, dan semoga Allah berikan kita kesempatan untuk menyelesaikan bulan Ramadan ini, juga agar kita bisa berjumpa lagi dengan Ramadan di tahun-tahun berikutnya.

Tak lupa marilah kita berselawat kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Sallam, dan moga-mogalah kita termasuk orang-orang yang beruntung mendapatkan syafaat beliau di yaumul qiyamah kelak, aamiin ya rabbal alamin.

Mohon maaf sebelumnya bahwa kemarin terjadi kesalahan hitung jumlah kultum, ternyata sampai dengan kemarin sudah enam kultum yang temanya berkaitan dengan COVID-19. Ya sudah, sekalian ditambah lagi jadi ini yang ketujuh, baru setelah ini ganti topik kultum yang lain. 

Apakah tujuan kita berpuasa? Anak SD saja pasti tahu bahwa Allah telah berfirman dalam Al Baqarah ayat 183, ya ayyuhal ladzina amanu kutiba alaikumus shiyamu kama kutiba alalladzina min qablikum la’allakum tattaqun. Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu BERTAKWA. Tujuan kita berpuasa, adalah TAKWA.

Apakah takwa itu? Orang sering mendefinisikan takwa sebagai mematuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Definisi dasar ini, menurut Kang Hasanudin Abdurakhman, masih merupakan kulit terluar takwa. Di dalam ini terdapat ruang bebas/mubah, yang mana pilihan-pilihan kita akan menentukan masa depan kita.

Contoh paling sederhana, kita berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Begitu fajar terbit, tepat waktu kita berhenti makan dan minum. Begitu matahari terbenam, tepat waktu kita langsung mulai makan dan minum. Perintah Allah di sini adalah berpuasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari, kita patuhi itu kita bertakwa, secara kulit luar.

Nah, ketika kita melihat lagi, di sini terdapat nilai penting: KEDISIPLINAN. Kita disiplin saat puasa, mengenai kapan kita mulai makan dan kapan kita berhenti makan, ini kulit luar.

Di ruang bebas, seharusnya kita tunjukkan takwa kita dengan menerapkan disiplin ini dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana saja, janji bertemu jam berapa, ya jam segitu harus dipenuhi. Menjalankan acara, mulai jam 08.00 ya jam 08.00 harus mulai. 

Banyak perintah Allah yang sebenarnya merupakan ‘kulit luar’, dan pelaksanaannya sangat kompleks mengikuti perkembangan zaman. Sebenarnya, pandemi COVID-19 ini menunjukkan apakah takwa kita ini sudah benar-benar kita dalami, atau hanya kulit luarnya saja?

Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, annadhofatu minal iman. Kebersihan sebagian dari iman. Yang takwanya hanya kulit luar, memahami ini dengan menjalankan sesuai yang dijalankan Rasulullah, hanya wudhu, mandi sebatas menyiram air. Kalau kita pahami hadist ini lebih dalam, intinya adalah menjaga kebersihan.

Karena sekarang teknologi berkembang sehingga ada sabun, ada hand sanitizer, kita gunakan itu sesuai protokol yang ada untuk melawan virus corona. Cuci tangan pakai sabun/hand sanitizer dengan tujuh langkah, mandi dengan menggunakan sabun.

Allah firmankan kepada kita, taati ulil amri. Ulil amri tidak melarang kita beribadah, hanya meminta kita beribadah di rumah saja demi mengurangi risiko tertular virus corona. Nah, apakah kita sudah menaati ulil amri kita? Jangan-jangan kita malah masih jadi golongan yang maido wae dan tidak taat, yang malah kita membahayakan masyarakat banyak.

Semoga Allah berikan kepada kita kemampuan untuk bertakwa secara mendalam. Tidak hanya melaksanakan perintah Allah secara literal, namun mengambil nilai-nilai yang ada di dalamnya dan melaksanakannya di kehidupan sehari-hari. Dan semoga Allah kuatkan hati kita untuk bertakwa, sehingga ketakwaan ini akan membantu kita melawan virus corona.

Wallahu a’lam, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

***