Story Telling

Jauh sebelum menawarkan konsep khilafah, HTI berhasil menawarkan dulu cerita zaman keemasan Islam masa lalu yang dibumbui cerita masa depan di akherat.

Senin, 4 November 2019 | 16:57 WIB
0
336
Story Telling
Anthony Bourdain (Foto: thedailybeast.com)

Dulu kita mengenal media massa yang menghasilkan berita. Sekarang kita mengenal media sosial yang menghasilkan cerita.

Anthony Bourdain, seorang host acara kuliner melakukan cara bercerita. Pada episode tentang makanan Las Vegas, alih-alih langsung mention ke jenis makanannya, dia malah membawa penonton larut dalam cerita tentang sejarah Las Vegas yang awalnya gurun gersang. Ditambah dengan cerita personal dari warga Las Vegas itu sendiri. Baru di ujung acara dia masuk ke topik kuliner dengan mencicipi seuprit makanan yang ada di sebuah hotel termahal di sana.

Teman-teman HTI pun sama. Jauh sebelum menawarkan konsep khilafah, mereka berhasil menawarkan dulu cerita zaman keemasan Islam masa lalu yang dibumbui cerita masa depan di akherat. Baru setelah banyak yang mabuk dan terbuai dengan cerita itu, ditawarkannya ideologi mereka belakangan.

Kita akhirnya lebih suka cerita dibanding berita.

Kita akan merasa biasa-biasa saja saat mendengar berita Bung Nadiem dijadikan Mendikbud. Kita akan antusias saat mendengar cerita di baliknya. Mulai dari latar belakang sebagai pendiri Gojek, keturunan Arab, sampai dengan cerita status istrinya yang Katolik.

Maka, berceritalah dan dunia akan mendengarkanmu.

Masalahnya, cerita apa yang bisa dihasilkan dari sebuah kesendirian?

Cerita sepi?

Dari sepi paling banter menghasilkan sajak ratapan.

Lalu, kapan bahagianya???

***