Turki Meradang ke Amerika Gara-gara Resolusi Etnis Armenia

Banyak fans atau sahabat Erdogan yang tetap cinta kepada negara Turki, bahkan dijadikan kebanggaan untuk mengenang sejarah atau kehebatan Ottoman Turki.

Jumat, 1 November 2019 | 17:21 WIB
0
264
Turki Meradang ke Amerika Gara-gara Resolusi Etnis Armenia
Armenia korban permbantaian Turki Ottoman (Foto: Brilio.net)

Turki meradang. Lalu mengerang.

Meradang karena apa? Turki meradang karena parlemen atau kongres AS mengeluarkan resolusi yang isinya mengakui atau mengesahkan secara resmi bahwa pada masa Ottoman Turki atau Kekaisaran Ustmaniyah telah terjadi genosida,  pembantaian Turki Ottoman kepada etnis Armenia.

Bahkan ketua parlemen AS Nancy Pelosi mengatakan merasa terhormat karena telah memberikan suara terkait peristiwa genosida itu dan merupakan kekejaman abad-20.

Resolusi terkait genosida atau pembantaian etnis Armenia yang dilakukan oleh Kekaisaran Ustmaniyah merupakan resolusi politik yang keluar di tengah ketegangan antara Turki dan Amerika terkait konflik di Suriah. Namun begitu, genosida atau pembantaian etnis Armenia juga merupakan sebuah fakta sejarah kelam abad -20.

Resolusi atau pengakuan genosida kepada etnis Armenia yang dikeluarkan oleh Amerika terbilang telat karena sudah ada hampir 29 negara yang mengakui adanya genosida etnis Armenia tersebut. Dan negara pertama yang mengakui genosida tersebut adalah Uruguay.

Tentu saja Turki menolak mentah-mentah resolusi tersebut dan menuduh Amerika memainkan politik terkait sejarah masa lalu Ottoman Turki.

Seperti kita ketahui, pada bulan April tahun 1915 etnis Armenia digiring ke Gurun Suriah untuk dibantai atau dibunuh. Bahkan Etnis Kurdi yang sekarang menjadi musuh Turki, dulunya adalah sekutu mereka dan terlibat juga pembantaian kepada etnis Armenia.

Laki-laki dewasa dijadikan tenaga kerja paksa, wanita, anak-anak mati karena kelaparan dan terkena wabah penyakit dan pembantaian dengan ditembak.

Bahkan banyak sejarawan atau pakar dari Turki yang membenarkan atau tidak menyangkal peristiwa genosida tersebut. Sekalipun Turki menyangkal atau menolak peristiwa itu. Mereka menganggap pembantaian atau pembunuhan itu mereka lakukan kepada kelompok kriminal atau pengkhianat. Dan matinya etnis Armenia pada waktu itu karena wabah penyakit dan korban perang bukan genosida.

Apalagi Ottoman Turki yang kalah perang dengan Rusia menimpakan kekalahan itu kepada etnis Armenia yang dianggap berkhianat dan tambah menjadi semangat untuk membantai atau membunuh mereka.

Terkadang sejarah kelam ditulis dengan tinta darah dan tidak enak untuk diungkapkan dengan sejujurnya atau sebenarnya,karena pasti ada pihak-pihak yang tersudut atau tidak suka.

Namun begitu, banyak fans atau sahabat Erdogan yang tetap cinta kepada negara Turki, bahkan dijadikan kebanggaan untuk mengenang sejarah atau kehebatan Ottoman Turki.

***