Barangkali keruwetan makna itu yang menjadikan pekamus KBBI belum memasukkan ‘kontak tembak’ dalam KBBI, meski syarat-syarat lain sudah terpenuhi.
Pekamus KBBI tampaknya perlu tambah stamina, nih. Buat apa? Ada gabungan kata yang puluhan tahun sudah tersebar dan kini makin menjadi-jadi penyebarannya tetapi belum masuk KBBI.
Kontak tembak, gabungan kata itu, sudah ada pada tahun 1995 berkaitan situasi di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan kini menyebar luas—disebarkan media massa—berhubungan dengan situasi di provinsi tertimur negara kita.
‘Kontak tembak’ muncul dalam berita di halaman 1 Kompas 25 Februari 1995 yang berjudul “Tim Pencari Fakta Mabes ABRI Temukan Penyimpangan Prosedur Operasi MIliter”. Dalam berita yang sambungannya di halaman dalam itu, terdapat dua kali penulisan kontak tembak. Saya belum bertanya kepada penulis berita itu (tiga orang), apakah istilah itu ciptaan mereka atau diambil dari siaran pers Tim Pencari Fakta.
Pada awalnya saya menemukan istilah itu di sebuah berita Kompas minggu-minggu terakhir bulan September. Kemudian menemukan juga di Liputan6 SCTV. Saya bertanya pada sahabat yang di sana, Fadjriah. Eh, malah dia menunjukkan bahwa istilah itu sudah dipakai banyak media massa.
Saya pun menemukan puluhan berita yang menggunakan ‘kontak tembak’ baik dalam judul maupun di tubuh berita. Saya hanya menepuk jidat. Cilaka, saya ketinggalan!
Saya jadi penasaran dan memelototi KBBI serta kamus-kamus lain. DI KBBI tidak terdapat sublema dua kata itu, baik pada lema ‘kontak’ maupun ‘tembak’. Pada lema ‘kontak’ ada arti ‘bertemu’, tetapi itu untuk percakapan. Contohnya ‘patroli kita kontak dengan musuh di pelabuhan’. Juga ditambahkan makna lain untuk percakapan ini yaitu ‘tembak-menembak’.
Makna yang terakhir itu, tembak-menembak, membuat saya berpikir: jangan-jangan ‘kontak’ yang digunakan untuk percakapan itu, ditambahkan saja kata ‘tembak’ agar dapat digunakan secara resmsi, misalnya untuk yang tertulis. Maka jadilah ‘kontak tembak’ yang berarti ‘tembak-menembak’. Pada lema kontak itu ada yang digabung dengan ‘senjata;, jadilah sublema ‘kontak senjata’.
Ada juga kemungkinan lain: mencomot satu kata pada gabungan kata ‘kontak senjata’ dan ‘baku tembak’ menjadi ‘kontak tembak’. Kan, sama dengan menyatukan ‘sering’ dan ‘berkali-kali’ menjadi ‘sering kali’, yang maknanya berlebihan atau tidak hemat.
Barangkali keruwetan makna itu yang menjadikan pekamus KBBI belum memasukkan ‘kontak tembak’ dalam KBBI, meski syarat-syarat lain sudah terpenuhi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews