Perbaiki sikap dan perlakuan kita terhadap bahaman makanan dan makanan. Beli makanan seperlunya, masak dan makan makanan secukupnya.
Rata-rata konsumsi makanan masyarakat Indonesia per tahun sekitar 125 kilogram. Terdiri atas nasi 98 kilogram dan makanan lainnya 27 kilogram. Tapi tahukah Anda bahwa rata-rata food loss and waste – FLW (bahan makanan dan makanan yang tercecer dan terbuang) per orang warga Indonsia per tahun pada periode 2017 – 2018 sebanyak 300 kilogram?!
Menurut data P4G (Partnering for Green Growth and the Global Goals 2030), tahun 2018, average of food loss and waste Indonesia adalah yang tertinggi di dunia, 300 kilogram per tahun. Disusul Arab Saudi sekitar 250 kilogram, dan Amerika Serikat 188 kilogram. Food loss and waste itu terdiri atas buah dan sayuran yang gagal panen, tidak terpetik, bahan makanan yang tercecer saat dipanen, saat ditransportasikan, bahan makanan dan makanan yang busuk atau rusak, saat mengolah bahan makanan menjadi makanan, dan makanan yang tidak habis dimakan.
Artinya, jika kita punya cara atau alat yang bisa meminimalisir angka FLW, lebih berhati-hati dalam memperlakukan makanan, serta mengambil makanan secukupnya, maka sistem ketahanan pangan Indonesia akan naik 100%. Jika setiap kilogram makanan itu senilai Rp15.000, maka nilai makanan yang terbuang dalam setahun adalah Rp15.000 x 300 x 275 juta = Rp1.237,5 triliun. Lebih dari setengah Anggaran Belanja dalam APBN 2019! Setiap tahun kita membuang uang sebanyak itu.
Jika nilai FLW per tahun bisa diturunkan hingga 50% saja, artinya kita menghemat lebih dari Rp600 triliun per tahun. Angka yang cukup besar untuk bangun gedung sekolah, nombokin BPJS, bangun jembatan, nyantunin kaum miskin dan anak terlantar, beli kuota internet, dan lain-lain.
Dampak lanjutannya, angka imor akan menurun signifikan, hanya yang perlu-perlu saja yang tidak tersedia di Indonesia. Angka defisit perdagangan akan berkurang, bahkan neraca transaksi berjalan akan selalu surplus, meningkatkan nilai tukar Rupiah, dan seterusnya.
Caranya, cara dan alat-alat pertanian yang efektif, efisien, sesuai kondisi geografis Indonesia harus diciptakan. Kemudian alat dan sarana transportasi, pengolahan, serta penyimpanan untuk bahan makanan yang aman dan efisien harus dibuat. Pembangunan infrastruktur transportasi harus terus dilanjutkan. Tata perdagangan bahan makanan harus diperbaiki. Ini tantangan bagi para tukang insinyur dan ekonom Indonesia.
Dan satu lagi yang paling penting sekaligus paling sulit: memperbaiki sikap dan perlakuan kita terhadap bahaman makanan dan makanan. Beli makanan seperlunya, masak dan makan makanan secukupnya.
(Bersambung)
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews