Kritik Rasa humor

Seharusnya ketika kritikan disampaikan secara humor dibalas dengan humor, tak perlu dilaporkan kepada yang berwenang, atau melaporkan memang tidak punya sense humor yang tinggi.

Senin, 22 Juni 2020 | 07:14 WIB
0
394
Kritik Rasa humor
Ilustrasi humor (Foto: chiqueirochique.com)

Humor identik dengan kecerdasan seseorang dalam mengolah kalimat terhadap sesuatu yang dipandang biasa menjadi sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan karena tanpa disadari ada kelucuan didalamnya, termasuk didalamnya ada anekdot, stand up comedy, komedi situasi, panggung Srimulat, film komedi dan lain-lain.

Terkadang satire tapi bikin orang tersenyum bahkan terbahak-bahak jika orang paham dan punya selera humor yang tinggi, jika pun ada yang tersinggung itu sudah menjadi resiko ditanggung sendiri oleh yang membuat lelucon tidak ditanggung tukang parkir yang tidak pernah sombong meski banyak harta berupa mobil dan motor dan selalu ikhlas ketika diambil pemiliknya karena dia sadar itu hanya titipan sementara. Heehe..

Sebaik apapun kita pasti ada saja yang tidak suka kepada kita, itu sudah jadi hukum alam yang tidak tertulis (klo hukum yang tertulis itu disebut undang-undang) berlaku sejak diciptakan eyang Kakung kita nabi Adam AS, disebagian besar warga +62 seringkali kritikan disampaikan secara humoris biar mengena dan tidak menyakitkan karena suka dengan yang lucu-lucu.

Bahkan, untuk penceramah agama atau pendakwah bisa juga disebut mubaligh lucu lebih banyak jobnya atau lebih halusnya undanganan ceramah dibanding yang serius tak ada humor.

Jamaah kalau penceramahnya tidak ada guyonannya bisa-bisa satu majelis tidur semua di tempat duduk, mungkin juga ini berimbas kepada presiden kita saat ini yang seringkali terlihat lucu disetiap acara kunjungannya sehingga bisa 2 perode menjabat.

Saat ini ketersinggungan terhadap sebuah lelucon yang sebenarnya menghibur bisa bikin ketawa ternyata berdampak pada pelaporan dan pemanggilan dengan memanfaatkan UU ITE yang katanya bisa ditarik ulur seperti karet dan mudah-mudahan tidak seperti permen karet yang ditiup tetap di mulut menjadi balon besar ketika pecah balik menutupi muka si peniup sendiri, heehe...

Seharusnya ketika kritikan disampaikan secara humor dibalas dengan humor juga tidak perlu dilaporkan juga kali kepada yang berwenang, atau bisa jadi yang melaporkan karena tidak punya sense humor yang tinggi tapi punya sensi yang tinggi terhadap kritikan jadinya cenderung emosi lalu harus dilaporkan karena telah mencederai hati yang terdalam... kwkwkwk. ini zaman milenial loh... Kaum hawa cenderung lebih suka pria yang humoris lagi romantis.

Dan akhirnya, jika belum mampu beramal berupa materi, namun setidaknya bersodaqolah kamu dengan tersenyum hingga orang lain pun tersenyum kepadamu, sebab tersenyum adalah sodaqoh termurah yang bisa kamu amalkan semoga jadi ibadah, simpan dulu senyum sinismu karena bisa mengganggu perasaanku. Heehe...

***