Seharusnya ketika kritikan disampaikan secara humor dibalas dengan humor, tak perlu dilaporkan kepada yang berwenang, atau melaporkan memang tidak punya sense humor yang tinggi.
Humor identik dengan kecerdasan seseorang dalam mengolah kalimat terhadap sesuatu yang dipandang biasa menjadi sesuatu yang menarik untuk diperbincangkan karena tanpa disadari ada kelucuan didalamnya, termasuk didalamnya ada anekdot, stand up comedy, komedi situasi, panggung Srimulat, film komedi dan lain-lain.
Terkadang satire tapi bikin orang tersenyum bahkan terbahak-bahak jika orang paham dan punya selera humor yang tinggi, jika pun ada yang tersinggung itu sudah menjadi resiko ditanggung sendiri oleh yang membuat lelucon tidak ditanggung tukang parkir yang tidak pernah sombong meski banyak harta berupa mobil dan motor dan selalu ikhlas ketika diambil pemiliknya karena dia sadar itu hanya titipan sementara. Heehe..
Sebaik apapun kita pasti ada saja yang tidak suka kepada kita, itu sudah jadi hukum alam yang tidak tertulis (klo hukum yang tertulis itu disebut undang-undang) berlaku sejak diciptakan eyang Kakung kita nabi Adam AS, disebagian besar warga +62 seringkali kritikan disampaikan secara humoris biar mengena dan tidak menyakitkan karena suka dengan yang lucu-lucu.
Bahkan, untuk penceramah agama atau pendakwah bisa juga disebut mubaligh lucu lebih banyak jobnya atau lebih halusnya undanganan ceramah dibanding yang serius tak ada humor.
Jamaah kalau penceramahnya tidak ada guyonannya bisa-bisa satu majelis tidur semua di tempat duduk, mungkin juga ini berimbas kepada presiden kita saat ini yang seringkali terlihat lucu disetiap acara kunjungannya sehingga bisa 2 perode menjabat.
Saat ini ketersinggungan terhadap sebuah lelucon yang sebenarnya menghibur bisa bikin ketawa ternyata berdampak pada pelaporan dan pemanggilan dengan memanfaatkan UU ITE yang katanya bisa ditarik ulur seperti karet dan mudah-mudahan tidak seperti permen karet yang ditiup tetap di mulut menjadi balon besar ketika pecah balik menutupi muka si peniup sendiri, heehe...
Seharusnya ketika kritikan disampaikan secara humor dibalas dengan humor juga tidak perlu dilaporkan juga kali kepada yang berwenang, atau bisa jadi yang melaporkan karena tidak punya sense humor yang tinggi tapi punya sensi yang tinggi terhadap kritikan jadinya cenderung emosi lalu harus dilaporkan karena telah mencederai hati yang terdalam... kwkwkwk. ini zaman milenial loh... Kaum hawa cenderung lebih suka pria yang humoris lagi romantis.
Dan akhirnya, jika belum mampu beramal berupa materi, namun setidaknya bersodaqolah kamu dengan tersenyum hingga orang lain pun tersenyum kepadamu, sebab tersenyum adalah sodaqoh termurah yang bisa kamu amalkan semoga jadi ibadah, simpan dulu senyum sinismu karena bisa mengganggu perasaanku. Heehe...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews