Ketika Bahasa Harus Beragama

Permintaan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno agar aplikasi kitab suci Injil terjemahan bahasa Minang dicabut, diluluskan Kemenkominfo.

Minggu, 7 Juni 2020 | 06:59 WIB
0
585
Ketika Bahasa Harus Beragama
Irwan Prayirno dan aplikasi Injil terjamahan bahasa minang (Foto: suaraislam.co)

Ribut masalah bahasa Minang yang dipakai dalam penulisan kitab suci agama tertentu, saya baca sepintas adalah Gubernur Sumbar menyurati Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo.

Saya geleng-geleng kepala, bahasa dijadikan berhala, menjadi eksklusif, ribet banget. Sebentar jangan-jangan saat orang non Minang memakai bahasa Minang ditanya agamanya apa, karena bahasa Minang tak boleh sembarangan dipakai kemana-mana.

Alkitab, seperti halnya Injil dll banyak versi bahasa Arabnya, kalau dipikir malah bahasa Arab dipakai untuk Al-Qur'an. Apa kalau ada Alkitab berbahasa Minang terus orang Minang pindah agama, jaga agama kok pakai paranoid. Jagalah agamamu dengan prilakumu, bukan menyimpan bahasamu, karena bahasa itu universal.

Kalau ada orang Minang minat pindah agama emang dia harus cari Alkitab bahasa Minang, ya nggaklah, Uda, lagian ngapain usil nyari-nyari Alkitab orang lain, wong kitabnya sendiri saja jarang dibaca, kalaupun dibaca ya nggak disimak maknanya, kalaupun tau maknanya tak bisa menjalankannya, kalaupun bisa menjalankannya malah jadi pongah karena orang lain jadi dianggap salah semua.

Jadi, ribut di atas itu mah salah gawe, atau kalau mau dicoba biarkan aplikasi itu tetap ada, setelah beberapa lama cari berapa orang Minang yang pindah agama. Jangan-jangan dalam kurun waktu tertentu LGBT-nya yang makin memuncak karena aplikasinya tak bisa dihapus. Hehe..

Sederhanakan saja bapikirnya, Uda, sesederhana rumah makan yang ada di mana-mana, karena bahasa itu tak beragama sama halnya kalau Uda masuak ke Rumah Makan Sederhana, pasti tak ditanya bahasa dan agamanya apa.

Cusss...

***