Semoga kita semua dapat memetik hikmahnya dan jangan sampai membiarkan diri kita dan keluarga kita ikut terjajah!
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memberikan manfaat yang sangat besar bagi peradaban manusia. Apa yang dulunya dianggap mustahil atau dianggap tahayul, kini terbukti bahwa semua orang dapat melakukannya,dengan memanfaatkan teknologi terkini. Apa yang dulunya hanya menjadi mainan anak anak orang kaya, kini sudah dimiliki oleh Tukang Sayur dan Penjual Bakso keliling.
Penjual sayur maupun penjual Bakso keliling, tidak perlu lagi berteriak teriak menjajakan barang dagangannya karena para pelanggannya sudah dapat memesan lewat SMS. Para orang tua yang anak cucunya jauh di rantau, tidak perlu lagi menanggung rindu berbulan bulan menunggu anak cucu pulang kampung datang menengok. Karena via WA setiap saat aktivitas anak cucu bisa terpantau lewat video ataupun video call.
Muda mudi yang sedang dirundung cinta, tidak perlu lagi menantikan Pak Pos datang. Bahkan terkadang sudah menunggu lama, ternyata yang diantarkan Pak Pos bukannya surat cinta, malahan surat berantai.
Tanpa Sadar Banyak Orang Sudah Dirasuki Teknologi
Terbuai oleh nikmatnya memainkan mainan ala zaman mileneal yang bernama Ponsel, semakin lama membuat banyak orang semakin lupa diri bagaikan orang kerasukan.
Orang bisa lupa membawa dompetnya, tapi pasti tidak bisa lupa membawa ponselnya. Cobalah perhatikan karyawan yang bekerja melayani pembeli di toko. Ketika kita bertanya, misalnya :" Mbak. baterai Samsung ada?" Si mbak menjawab sambil tetap menekuni ponselnya, tanpa sedikitpun mengangkat wajahnya : "Nggak ada pak" . Kita yang bertanya di depannya dianggap sama sekali tidak ada.
Ponsel menjajah hingga kedalam rumah tangga. Orang tua dan anak anak tinggal serumah, tapi masing masing sibuk dengan ponselnya. Kalau pun sesekali ada komunikasi, hal itu dilakukan tanpa merasa perlu mengangkat wajahnya dari layar ponsel. Termasuk ketika orang tuanya yang sedang berbicara. Anehnya orangtua menganggap bahwa hal ini adalah hal yang wajar.
Ponsel Masuk Hingga ke Kamar Tidur
Tidak merasa cukup menghabiskan waktu di meja makan dan di ruang tamu, benda yang namanya Ponsel ini merasuk hingga ke ruang pribadi yakni di kamar tidur. Pasangan suami sudah tidak lagi saling bermesraan berdua, tapi masing masing asyik bermesraan dengan orang lain melalui ponsel.
Banyak orang yang sudah kehilangan kemerdekaan diri,karena sudah dijajah oleh teknologi. Tapi anehnya orang sama sekali tidak sadar, bahkan terus melanjutkannya dari hari ke hari. Kehidupan dalam pergaulan,maupun dalam hidup berumah tangga,sudah merupakan kehidupan semu.
Salah satu contoh aktuaL Seorang ibu, terlalu sibuk dengan ponselnya sehingga tidak menyadari saat anak perempuannya yang baru berusia empat tahun terjatuh ke kolong kereta api.
Berawal dari anak perempuan yang lepas dari pengawasan ibunya dan berupaya menaiki kereta api yang sedang berhenti. Saat hendak melangkah ke pintu gerbong kereta, langkah kaki gadis kecil itu tidak sampai dan akhirnya terperosok ke celah antara kereta dengan peron stasiun. Seperti dilansir oleh Youth Daily .
Berita lain dari Kompas.com: Kecanduan ponsel dialami seorang perempuan asal Thailand ini. Wilawan Pitpan (32), sedang asyik bermain ponsel di pekarangan kediamannya di Samut Prakan, wilayah tengah Thailand, Kamis (9/5/2019) siang. Saking asyiknya Wilawan tak menyadari jika putranya Nontawat Saingam yang berusia delapan bulan bisa membuka pintu pagar.
Celakanya, si bocah langsung merangkak menuju jalan raya yang melintas di depan kediaman perempuan itu. Rekaman CCTV memperlihatkan, di waktu yang bersamaan sebuah truk melaju di jalan raya tersebut.
Pengemudi yang melihat seorang bayi di jalanan mencoba menghindar, sayangnya Nontawat terhantam roda belakang kendaraan besar itu. Akibatnya, bayi malang tersebut tewas seketika karena mengalami keretakan di tengkorak dan patah kaki sebelah kanan.
Semoga kita semua dapat memetik hikmahnya dan jangan sampai membiarkan diri kita dan keluarga kita ikut terjajah!
Tjiptadinata Effendi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews