Sembahlah Tuhanmu, perbanyak amalmu, luaskan kebaikanmu, jadikan dirimu bermanfaat. Itu jauh lebih sederhana untuk dilakukan.
Untuk apa kau beragama? Untuk mengabdi pada Tuhanmu. Tuhan yang kau imani, Tuhan yang kau percayai. Juga untuk menjaga sikap-sikapmu, agar kau bersikap dan bertindak baik. Selain itu, agar hidupmu tenang dan damai.
Ingat, kau ingin mengabdi pada Tuhanmu, Tuhan yang kau imani. Fokuslah untuk mengabdi pada Tuhanmu, bukan Tuhan orang lain. Jadi, tak perlulah kau sibuk membanding-bandingkan Tuhanmu, serta ajaran agamamu dengan Tuhan dan ajaran agama orang lain. Cukuplah kau yakini kebenaran agamamu, tanpa perlu menelisik kebenaran atau kesalahan agama lain. Kalau kau yakin lampumu terang, kau tak perlu memadamkan lampu-lampu milik orang lain untuk bisa melihat terangnya lampumu.
Kau ingin mengabdi pada Tuhanmu, Tuhan yang kau imani. Maka mengabdilah. Sembahlah Dia. Isi hari-harimu dengan ibadah untuk memuja-Nya. Tapi kenapa pula kau justru sibuk mengurusi ibadah orang lain? Kau keberatan dengan pelaksanaan ibadah mereka. Kau halangi ibadah mereka. Kau tolak pembangunan rumah ibadah mereka. Kenapa kau ini?
Baca Juga: Untuk Tujuan Apakah Gerangan Mereka Merusak Rumah Ibadah?
Isi waktumu dengan beribadah. Menghalangi ibadah orang lain itu bukan ibadah. Tindakan itu tidak memuliakan Tuhanmu. Kenapa kau perlu melakukannya?
Kau hendak beribadah, kau paksa orang lain untuk terlibat. Orang lain harus mendengar doa-doamu. Orang lain harus menghormati ibadahmu, dengan cara-cara yang kau tentukan. Orang lain harus memperhatikan apa-apa yang tak kau sukai. Memangnya kau itu siapa?
Kau beragama untuk menjaga sikapmu, agar tindak tandukmu baik. Agar amalmu baik. Tapi nyatanya kau sibuk mengurusi amal orang lain. Kau sibuk mengatur bagaimana orang lain harus bersikap. Kenapa kau tidak sibukkan saja dirimu dengan amal-amal baikmu saja?
Kau bilang, kau ingin mencegah keburukan. Baiklah. Kalau ada pencuri mau mencuri, kau cegah. Kalau ada orang mau menjual narkoba, kalau kau berani kau cegah. Itu masih betul. Tapi kalau ada orang mau makan makanan yang kau haramkan untuk dirimu, jangan kau ributkan. Bagimu haram, bagi dia tidak. Kau tak perlu mencampuri urusan dia. Itu bukan urusanmu.
Baca Juga: Kenapa Harus Takut dengan Bakti Sosial di Gereja?
Kau beragama agar hidupmu tenang dan damai. Tapi kau sibuk membuat keributan dengan merecoki hidup orang lain, ibadah orang lain, agama orang lain. Kau membangun konflik, memicu keributan dan kegundahan. Kau tak tenang, tak damai. Orang lain lebih tidak tenang dan tidak damai lagi. Jadi, tujuanmu untuk tenang dan damai tidak tercapai.
Alangkah ribetnya caramu beragama, kalau fokusmu bukan pada Tuhanmu, bukan pada imanmu, bukan pada ibadahmu, bukan pada amalmu, bukan pada akhlakmu. Ribet betul caramu beragama kalau fokusmu pada Tuhan orang lain, iman orang lain, ibadah orang lain, amal orang lain. Kau sibuk mengurusi apa yang diimani orang, apa yang disembah orang, apa yang dimakan orang, apa yang dipakai orang, apa yang dilakukan orang.
Sembahlah Tuhanmu, perbanyak amalmu, luaskan kebaikanmu, jadikan dirimu bermanfaat. Itu jauh lebih sederhana untuk dilakukan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews