Pemerintah terus mendatangkan vaksin guna mempercepat terwujudnya program vaksinasi nasional. Selain Sinovac, Pemerintah kini telah menyediakan vaksin AstraZeneca dalam menunjang vaksinasi massal yang efektif melawan Covid-19.
Vaksin Covid-19 untuk Indonesia kembali didatangkan dari luar negeri pada 8 Maret 2021 lalu. Diketahui 1,1 juta dosis vaksin covid-19 dari Vaccines Global Access Facility (COVAX) telah tiba.
Kedatangannya merupakan yang pertama dari total 11.704.800 dosis vaksin yang dialokasikan COVAX untuk Indonesia hingga Mei 2021.
Artinya, akan ada dua jenis vaksin yang akan digunakan di Indonesia, yakni Sinovac dan AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca diperoleh melalui kerja sama multilateral Pemerintah Indonesia dengan Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), UNICEF, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) dan berbagai pihak internasional lainnya melalui inisiatif Covid-19 Vaccines Global Acces (COVAX) Facility.
Inisiatif global tersebut bertujuan untuk mengupayakan kesetaraan akses terhadap vaksin-vaksin Covid-19 untuk semua negara.
Salah satu keunggulan dari vaksin AstraZeneca ini adalah tidak memerlukan pendingin di suhu yang sangat rendah. Dr Soumya Swaminathan selaku Kepala Ilmuwan dari WHO menuturkan, vaksin dapat disimpan dan stabil pada suhu hingga 8 derajat celsius.
Sebagai pembanding, vaksin Pfizer perlu disimpan pada suhu sekitar minus 75 derajat celsius.
Swaminathan juga menuturkan bahwa keunggulan dari vaksin ini adalah, dapat disimpan dalam suhu kulkas biasa. Dengan begitu, keunggulan ini tentu dapat mempermudah pendistribusian ke daerah-daerah bahkan ke pedesaan di seluruh dunia.
Dari sisi efikasi, AstraZeneca diklaim memiliki kemanjuran mencapai 90% ketika vaksin diberikan sebagai satu setengah dosis, lalu diikuti dengan dosis satu penuh setidaknya satu bulan kemudian.
Selain itu efikasi atau kemanjurannya 62 persen apabila diberikan dalam dua dosis penuh terpisah, setidaknya satu bulan. Analisis gabungan dari kedua rejimen dosis (n=11.636) menghasilkan efikasi rata-rata 70 %.
Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan pada 2 ribu orang yang diberikan vaksin AstraZeneca, menunjukkan bahwa vaksin tersebut menawarkan perlindungan terbatas terhadap penyakit ringan dan sedang yang disebabkan oleh varian Afrika Selatan.
Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa itu tidak akan efektif dalam mencegah kasus yang lebih parah yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit.
Wakil kepala petugas medis pemerintah, Jonathan Van Tam, mengatakan ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa vaksin tampaknya efektif dalam melawan varian Kent yang dominan di negara Inggris.
Vaksin AstraZeneca juga telah masuk ke dalam emergency yse listing (EUL) atau daftar penggunaan darurat WHO sejak 15 Februari 2021.
Ada sedikit bukti tentang perlindungan untuk varian lain, seperti varian Brazil dan Afrika Selatan.
Sementara itu, kepala perusahaan di balik vaksin Oxford-AstraZeneca menyampaikan bahwa para peneliti meyakini vaksin yang dikembangkannya efektif melawan virus varian baru B.1.17.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, vaksin Covid-19 AstraZeneca bisa diberikan pada kelompok usia dewasa hingga lansia.
Di Korea Selatan sendiri, pemberian vaksinasi AstraZeneca kepada Lansia berusia diatas 65 tahun, dengan alasan guna mempercepat gerakan imunisasi.
Negeri ginseng tersebut sudah mulai menjalankan vaksinasi sejak minggu terakhir Februari, yang dimulai pada kalangan petugas kesehatan dan orang lanjut usia.
Meski demikian, lebih dari 370.000 orang yang berusia diatas 65 tahun di panti-panti wreda dikecualikan selama ini dari program vaksinasi.
Penny juga mengatakan, pengajuan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 tersebut dilakukan melalui dua jalur, yaitu secara multilateral dan didaftarkan langsung oleh AstraZeneca Indonesia.
Penny menjelaskan, sebelum memberikan izin penggunaan darurat, BPOM telah melakukan evaluasi bersama Komite Nasional Penilai Obat dan pihak lainnya.
Pada kesempatan berbeda, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, vaksin buatan AstraZeneca akan digunakan untuk program nasional pemerintah.
Nadia menuturkan, bahwa pemerintah menjamin keamanan dari vaksin AstraZeneca. Jika nanti terjadi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pemerintah pun telah menyiapkan mekanisme penanganannya.
Pandemi Covid-19 harus dilawan dan diakhiri sesegera mungkin, tentu saja salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan adalah dengan pemberian vaksinasi kepada masyarkat.
Vaksin AstraZeneca telah memperoleh izin penggunaan darurat dari BPOM, sehingga kedatangan vaksin tersebut tentu saja harus disambut positif demi mengakhiri pandemi yang telah berlangsung 1 tahun lebih.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews