Salam hormat dan salut penulis haturkan kepada seluruh pemeluk agama di manapun mereka berada, yang konsisten menjalankan perintah agamanya di segala aspek kehidupan kesehariannya.
Menjadi isu yang selalu seksi untuk diperbincangkan, itulah agama. Menjadi bahan yang tidak pernah selesai diperdebatkan sampai kapanpun, itulah agama. Segala hal yang beraroma agama, diketahui tidak pernah menjadi bahan pembicaraan yang dingin di bangsa yang masyarakatnya beragama ini. Selalu hangat.
Manusia Indonesia yang berjumlah ratusan juta orang dengan agama yang berbeda-beda, sesungguhnya adalah salah satu bentuk kekayaan yang Indonesia punya, dan selayaknya masyarakat Indonesia patut berbangga akan hal ini. Pluralisme dengan dasar Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu jua), itu yang wajib mendasari hubungan yang terjalin antar umat dan menjadi pilar utama dalam kokohnya kerukunan dalam beragama.
Meskipun pada kenyataannya tidak bisa tertutup mata kita untuk melihat dan telinga kita tidak bisa menolak untuk mendengar, masih terdapat kekerasan dan gangguan yang terjadi antar umat beragama. Gesekan-gesekan yang timbul di lapangan, semuanya hanya disebabkan karena semakin tipisnya rasa saling menghormati dan menerima antar umat beragama.
Ya, kita tidak bisa memaksakan orang lain untuk beragama serupa dengan kita, begitu pula sebaliknya. Yang ada hanyalah, aku menerima kamu apapun agamamu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama diartikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta manusia dan lingkungannya. Dapat disarikan, agama mengatur hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya dan manusia dengan sesamanya, termasuk alam di dalamnya.
Agama selalu membawa orang ke arah kebaikan. Mengubah perilaku buruk menjadi perilaku baik, dan mengingatkan orang yang berjalan di jalan yang salah untuk kembali ke jalan yang benar, itulah agama.
Ajaran agama adalah sangat baik, tetapi terkadang diakui, sulit untuk terlihat nyata dalam kehidupan sehari-hari. Iya, dalam dua puluh empat jam yang kita lalui setiap hari. Baik itu dalam kita bekerja, dalam kita berkeluarga, dalam kita berteman, pokoknya semua aktivitas yang tergolong dalam kegiatan berinteraksi dengan sesama.
Di sini penulis tidak mengambil contoh tentang orang lain, melainkan mengutarakan tentang apa yang terkadang atau mungkin bahkan sering penulis abai lakukan tentang ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Pernah, penulis memilih untuk tidak menolong orang lain dan lebih mementingkan kepentingan pribadi penulis, padahal orang tersebut sangat membutuhkan bantuan dari penulis di kala itu. Pernah, atau mungkin bahkan sering, penulis hanya diam saja melihat orang terluka parah karena kecelakaan di jalan raya, padahal seyogyanya penulis ikut menolong orang tersebut.
Pernah, penulis meluapkan kemarahan kepada seseorang, yang sebetulnya sangat tidak pantas orang tersebut menjadi objek kemarahan dari penulis. Ya, orang tersebut tidak bersalah apa-apa, tetapi tersiksa oleh luapan emosi penulis..
Dari sini, penulis selalu belajar untuk memahami apa saja dari diri penulis yang perlu diperbaiki sembari berupaya sekuat tenaga untuk tetap konsisten memelihara rutinitas yang sudah baik menurut ajaran agama, untuk selalu dikerjakan.
Mengapa penulis singgung tentang konsisten? Karena seperti yang kita tahu, lebih mudah untuk memenangkan sebuah pertandingan olahraga, daripada mempertahankan kemenangan itu dari satu pertandingan ke pertandingan lainnya. Di sinilah konsisten berperan sebagai kata kuncinya.
Akhirnya, salam hormat dan salut penulis haturkan kepada seluruh pemeluk agama di manapun mereka berada, yang konsisten menjalankan perintah agamanya di segala aspek kehidupan kesehariannya.
Inilah ketikan yang tercipta bukan dari tangan, melainkan hati nurani.
Jakarta,
28 Mei 2020.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews