Kala Adab Lebih Utama dari Ilmu

Ilmu adablah yang menjelaskan kenapa santri selalu berbicara lemah lembut, menunduk, dan mencium tamgan guru. meski mereka sudah almuni.

Jumat, 11 Oktober 2019 | 15:16 WIB
0
828
Kala Adab Lebih Utama dari Ilmu
Arteria Dahlan (Foto: netralnews.com)

Usai menonton potongan video perdebatan wakil rakyat yang terhormat dari PDI Perjuangan, Arteria Dahlan (44 tahun) dengan sosok tokoh bangsa Prof Dr Emil Salim (89 tahun), di takkshow Mata Najwa, sebagai "bekas" santri saya menulis ini;

Adab atau Akhlak ialah pengetahuan utama dan pertama di pesantren-pesantren tua di Nusantara. Ini diajarkan turun temurun kepada santrinya.

Bukan tulisan atau kata, adab langsung diamalkan; sepanjang masa menuntut ilmu.

Adab inilah yang membentuk "Peradaban" santri dan pesantrennya.

Ilmu ini senantiasa diajarkan di hari-hari, pekan-pekan, bulan-bulan awal dan tahun pertama mondok.

Inilah kurikulum wajib sekalgus khas di pesantren. Terlihat "kampungan" karena diajarkan dengan sarungan, tak modern-modern amat amat, tapi saya bangga.

Para Kiai, tuan guru, atau gurutta, meyakini "kalaulah santri tak banyak mendapat ilmu bahasa, hukum, tauhid, atau ilmu aqliah lain, setidaknya kelak dia akan bermanfaat di rumah dan kampungnya.

Meski tak selalu benar dan perailakunya cenderung tak masuk akal, namun dengan  sedikit adab kepada kedua orangtua, orang tua, atau orang yang lebih tua di kampung, si santri akan dapat predikat "Baik".

"Kita lebih membutuhkan sedikit Adab dibandingka. Ilmu yang Banyak." denikian ungkapan ulama sufi, Abdullah bin Mubarak.

Ada banyak jenis kitab ahlaj yang wahib kami miliki; Akhlaq li-al Banat (karya Umar bin Ahmad Barja) ada Irsyad al-‘Ibad (karya Zain al-Din al-Malibari), juga kitab Nashaih al-‘Ibad karya ulama asal Indonesia, Syekh Nawawi al-Bantani, dan paling popoler karya As Azarnuji dan Kiai Hasyim Asyarii, Adabul Alim wa al-Mutaallim.

Selain diajarkan di kelas, adab ini ditularkan di majelis-mejelis ilmu informil; di masjid, atau rumah kiai. Santri duduk bersila di lantai. guru duduk di mimbar yang lebih tinggi. Itulah "pasal" pertama dari ilmu adabul alim wal mutaallim, (etika belajar dan mengajar).

Adab tak memperjuangkan dan mengajarkan kebenaran, melainkan menunjukkan teladan perilaku baik, santun, dan hormat kepada guru dan keluarganya, kakak kelas, dan warga sekitar pondok.

Ilmu adablah yang menjelaskan kenapa santri selalu berbicara lemah lembut, menunduk, dan mencium tamgan guru. meski mereka sudah almuni.

Saya lantas menelisik latar pendidikan Arteri Dahlan dan akhirnya saya bersyukur pernah belajar ilmu akhlak di pesantren.

Wallahu a'lam... dan selamat menanti Hari Santri 22 Oktober 2019

***