Medsos bisa memengaruhi siapapun kalau tidak hati-hati, belum lagi ada racun ideologi serta doktrin agama masalah hadiah surga dan suicide bombing.
Sebuah pencerahan untuk mereka yang putus asa, baca dahulu sebelum menyesal.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak 2003 bersama International Association of Suicide Prevention (IASP) memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia setiap tanggal 10 September.
WHO menyebut kurang lebih setiap 40 detik jatuh korban bunuh diri, spt yg dikatakan Direktur Bina Kesehatan Jiwa Kemenkes RI, dr. Eka Viora, Sp.KJ di bilangan Jakarta Selatan (15/9).
Menurutnya ini masalah kompleks, tidak diakibatkan penyebab atau alasan tunggal, merupakan interaksi dari faktor biologik, genetik, psikologik, sosial, budaya dan lingkungan.
Dari data WHO pada 2010, angka bunuh diri di Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa. WHO meramal pada 2020 angka bunuh diri di Indonesia secara global menjadi 2,4 per 100.000 jiwa.
Menurut saya medsos bisa memengaruhi siapapun kalau tidak hati-hati, belum lagi ada racun ideologi serta doktrin agama masalah hadiah surga dan suicide bombing.
Nah, saya pernah menulis artikel pada 2 Desember 2008 di website pribadi dengan judul "Jangan Bunuh Diri, Berbahaya".
Coba dibaca, dan semog yang mikir pendek bunuh diri atau yang termotivasi mau jadi pembom bunuh diri berfikir ulang. "Menyesal itu tidak pernah di depan, selalu di belakang".
Mikir, mikir!
Marsda (purn.) Prayitno Ramelan, pengamat intelijen.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews