Jangan sampai tahu sedikit tapi merasa tau banyak dan mengklaim kebenaran.
Pelangi menjadi indah karena tersusun atas tujuh warna. Tapi bukan kembang tujuh rupa.
Waktu kecil di desa kita sering melihat atau menyaksikan pelangi. Biasanya sore hari setelah rujan reda. Dan sinar matahari memancarkan cahayanya.
Karena terbentuknya pelangi memang karena bias dari sinar matahari.
Pelangi yang sering kita lihat atau saksikan hanya setengah lingkaran atau separuhnya dari setengah lingkaran.
Padahal, bentuk pelangi bukan setengah atau seperempat lingkaran. Namun utuh berbentuk lingkaran.
Mengapa itu bisa terjadi?
Karena pandangan mata manusia terbatas dan tertutup atau terhalang permukaan tanah atau gunung.
Manusia hanya bisa melihat atau menyaksikan pelangi dari sudut antara 40-45 derajat.
Artinya sisanya bisa dilihat atau disaksikan dari sudut yang lain.
Kalau ingin tahu bukti pelangi itu berbentuk lingkaran bisa dengan cara lain yang sederhana. Yaitu lihatlah bohlam lampu di luar rumah atau perumahan atau bohlam lampu dari tiang listrik.
Perhatikan dan amati akan terlihat di dekitar bohlam lampu ada pelangi yang melingkari bohlam itu.
Pelangi bisa menjadi filosofi sebuah sudut pandang manusia yang sering berbeda pendapat. Atau klaim sebuah kebenaran.
Apalagi orang suka mengklaim atau merasa paling benar pendapat nya. Padahal itu menurut sudut pandangnya.
Dan pendapat orang lain dianggap salah.
Padahal bisa jadi klaim kebenaran tadi seperti waktu melihat pelangi, hanya dari sudut pandang 40-45 derajat.
Baru melihat dari sudut pandang 40-45 derajat saja sudah seperti melihat secara utuh dan merasa atau mengklaim paling benar atau tahu.
Sedangkan sudut pandang yang lainnya belum dilihat atau tak terlihat.
Dalam satu lingkungan ada 360 derajat. Yang kita saksikan atau lihat baru 40-45 derajat.
Kalau ingin melihat dan memotret sesuatu atau objek tentu yang jangkauannya luas. Biar semua sudut pandang terlihat dengan jelas.
Jangan sampai tahu sedikit tapi merasa tau banyak dan mengklaim kebenaran.
Itulah filosofi yang bisa diambil dari sebuah "pelangi".
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews