Filosofi "Pelangi"

Jangan sampai tahu sedikit tapi merasa tau banyak dan mengklaim kebenaran.

Minggu, 4 September 2022 | 13:19 WIB
0
123
Filosofi "Pelangi"
Ilustrasi pelangi (Foto: utak-atik.com)

Pelangi menjadi indah karena tersusun atas tujuh warna. Tapi bukan kembang tujuh rupa.

Waktu kecil di desa kita sering melihat atau menyaksikan pelangi. Biasanya sore hari setelah rujan reda. Dan sinar matahari memancarkan cahayanya.

Karena terbentuknya pelangi memang karena bias dari sinar matahari.

Pelangi yang sering kita lihat atau saksikan hanya setengah lingkaran atau separuhnya dari setengah lingkaran.

Padahal, bentuk pelangi bukan setengah atau seperempat lingkaran. Namun utuh berbentuk lingkaran.

Mengapa itu bisa terjadi?

Karena pandangan mata manusia terbatas dan tertutup atau terhalang permukaan tanah atau gunung.

Manusia hanya bisa melihat atau menyaksikan pelangi dari sudut antara 40-45 derajat.

Artinya sisanya bisa dilihat atau disaksikan dari sudut yang lain.

Kalau ingin tahu bukti pelangi itu berbentuk lingkaran bisa dengan cara lain yang sederhana. Yaitu lihatlah bohlam lampu di luar rumah atau perumahan atau bohlam lampu dari tiang listrik.

Perhatikan dan amati akan terlihat di dekitar bohlam lampu ada pelangi yang melingkari bohlam itu.

Pelangi bisa menjadi filosofi sebuah sudut pandang manusia yang sering berbeda pendapat. Atau klaim sebuah kebenaran.

Apalagi orang suka mengklaim atau merasa paling benar pendapat nya. Padahal itu menurut sudut pandangnya.

Dan pendapat orang lain dianggap salah.

Padahal bisa jadi klaim kebenaran tadi seperti waktu melihat pelangi, hanya dari sudut pandang 40-45 derajat.

Baru melihat dari sudut pandang 40-45 derajat saja sudah seperti melihat secara utuh dan merasa atau mengklaim paling benar atau tahu.

Sedangkan sudut pandang yang lainnya belum dilihat atau tak terlihat.

Dalam satu lingkungan ada 360 derajat. Yang kita saksikan atau lihat baru 40-45 derajat.

Kalau ingin melihat dan memotret sesuatu atau objek tentu yang jangkauannya luas. Biar semua sudut pandang terlihat dengan jelas.

Jangan sampai tahu sedikit tapi merasa tau banyak dan mengklaim kebenaran.

Itulah filosofi yang bisa diambil dari sebuah "pelangi".

***