Para Ustaz dan Ustazah Abal-abal

Mereka hanya memanfaatkan umat Islam sebagai lahan bisnis ceramah mereka.

Jumat, 7 Mei 2021 | 16:17 WIB
0
318
Para Ustaz dan Ustazah Abal-abal
ilustr: islamidia

Di negeri ini akhir-akhir ini semakin aneh saja fenomenanya dengan digemarinya ceramah yang dilakukan oleh para ustaz atau ustazah abal-abal. Siapa mereka? Saya kira para pembaca semua sudah tahu. Mengapa mereka saya sebut abal-abal? Karena mereka (hampir semuanya) adalah para mualaf yang mendadak menjadi penceramah (agama?) dengan menjelek-jelekkan agama mereka yang lama (pada umumnya agama Kristen) di hadapan audiensi umat Islam.

Selain itu ada juga orang-orang yang memang sudah lama atau bahkan sejak lahir beragama Islam tetapi berceramah dengan menjelekkan agama Kristen atau agama yang lain. Padahal menurut definisinya ustaz itu adalah seorang pendidik (agama Islam) tetapi yang diceramahkan bukan hal-hal yang mendidik tetapi justru mengajarkan kebencian dan kebohongan. Apalagi orang tersebut adalah seorang dosen lulusan perguruan tinggi agama Islam terhebat di dunia. Bukankah orang ini juga layak disebut ustaz abal-abal?

Bagi para penganut agama Kristen sesungguhnya tidak perlu marah-marah dan tersinggung, toh agama yang dijelek-jelekkan tidak akan mengurangi kualitas keimanan. Tuhan (Yesus Kristus) yang dijelek-jelekkan juga tidak butuh dibela karena Dia jauh lebih hebat dari kita manusia. Dia maha pengasih, pengampun dan penyayang.

Sedangkan bagi para penganut agama Islam seharusnya hati-hati dan jangan memberi kesempatan para ustaz atau ustazah abal-abal tersebut karena justru akan mencemari kualitas agama Islam dan membuat Islam dinilai sebagai penyebar atau minimal penikmat ajaran kebencian.

Kenyataannya sangat aneh bahwa seseorang yang baru menjadi penganut agama Islam tetapi justru didatangkan untuk memberi ceramah kepada umat yang sudah lama jadi pemeluk dan mengimani Islam. Apakah umat justru senang kalau mendengar ada orang menjelek-jelekkan agama lain dan bahkan menebar kebencian? Semoga saja tidak demikian.

Logikanya, para mualaf atau siapa pun yang berceramah itu mestinya berbagi atau memberi kesaksian tentang bagaimana mereka tertarik dengan ajaran serta nilai-nilai Islam, tanpa menjelekkan agama lain atau agama mereka yang lama, sehingga para audiensi semakin kuat dengan keyakinan Islam yang sudah lama dianutnya.

Paling tidak juga bisa membuat kebanggaan bagi agama Islam yang ternyata menjadi pilihan baru bagi para mualaf. Bukan hanya sekadar menambah populasi umat dan justru menebar racun.

Seyogyanya para pemuka agama Islam di negeri ini atau bahkan mungkin perlu ada fatwa MUI untuk menindak tegas ulah para ustaz dan ustazah abal-abal tersebut.

Mereka hanya memanfaatkan umat Islam sebagai lahan bisnis ceramah mereka. Jangan biarkan mereka menjadi perusak iman umat dengan ceramah mereka yang membodohi dan beracun.

Cegah dan bahkan larang ulah busuk mereka dengan cara yang lembut tanpa kemarahan, cukup laporkan mereka kepada pihak yang berwajib dan biarlah hukum yang menyelesaikannya.

***
Solo, Jumat, 7 Mei 2021. 3:21 pm
'salam damai penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko