Coba kita lihat Didi Kempot. Ada penyandang tuna netra, namanya Dek Arda. Suaranya bagus banget. Lagu-lagu yang dilantunkan pun sangat mirip suara penyanyi aslinya.
Bukan kasih beras, beasiswa, atau dicukupi kebutuhannya. Namun, manusiakan ia secara manusiawi.
Adalah Nabi Muhammad saw yang memberikan contoh nyata, bagaimana beliau memanusiakan manusia. Bahkan terhadap musuhnya sekalipun.
Saat diejek, dihina, disakiti, beliau tidak pernah sekalipun membalasnya. Hingga malaikat pernah geram gara-gara kesabaran beliau. Contohnya kisah ini.
Saban hari, beliau selalu dihina, diejek, dan dilempari kotoran onta dan batu. Tak pernah sekalipun beliau membalas. Hingga suatu hari, si pengejek itu tak kelihatan. Kemana gerangan?
Dicari ke rumahnya dan ketemu. Tentu si pengejek pucat pasi menyaksikan orang yang diejeknya mendatanginya. Namun, ternyata justru pelukan sayang dan doa yang diberikan kepadanya.
Kisah lain menyebutkan, bagaimana beliau melayani orang Yahudi yang buta. Disuapi ia dengan lemah lembut. Saat sedang menikmati suapan yang diberikan, si Yahudi justru mengejek Muhammad tiada henti. Marahkah Muhammad? Tidak hingga akhir hayatnya.
Model dakwah beliau ditiru Walisongo. Mereka berdakwah tanpa menjelek-jelekkan budaya yang sedang berjalan.
Tak pernah tersiar kabar Walisongo bermusuhan dengan masyarakat lokal. Justru Walisongo mengakulturasi budaya setempat untuk menyiarkan agama Islam. Hingga kita kenal dan kita peluk sekarang.
Sekarang, mari kita tengok model dakwah zaman now. Ada upaya adu domba dengan menyebarluaskan hoaks. Ada adu domba seraya memaksakan pendapat dan menghina pihak lain yang tidak sependapat. Bahkan ada yang begitu peduli dengan pemeluk agama di negara lain, tapi justru memusuhi orang-orang seagama di dekatnya lantaran tidak sependapat.
Coba kita lihat Didi Kempot. Ada penyandang tuna netra, namanya Dek Arda. Suaranya bagus banget. Lagu-lagu yang dilantunkan pun sangat mirip suara penyanyi aslinya. Dan The Lord Didi Kempot pun merangkul beliau. Menurut saya, inilah model dakwah terbaik.
Gimana menurut Anda....???
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews