Kalau hanya pelatihan online, banyak yang mau berbagi ilmu secara gratis atau biayanya jauh lebih murah lagi, sekadar pengganti ongkos internet atau konsumsi makan trainer.
Awalnya saya tertarik mendaftar program Kartu Prakerja yang diadakan pemerintah. Sudah coba mendaftar lewat online. Sayangnya tak bisa upload foto KTP. Berkali-kali dicoba, gagal terus! Ternyata banyak yang senasib dengan saya.
Lanjut baca lebih detil berbagai program pelatihan online yang dimaksud. Ada bermacam-macam, dari cara mudah cari duit di Youtube, bikin kue, hingga jadi ahli menjadi pembuat kopi. Lumayan ternyata duit yang didapat mitra pelatihan. Mereka dapat 150 ribu hingga 600 ribu untuk beberapa pertemuan.
Jangan lihat nilainya, mungkin tak seberapa bagi sebagian orang atau perusahaan. Tapi kalau lihat jumlah yang bakal ikut. Guriiih bener! Bisnis yang sangat menggiurkan. Pantas saja banyak yang minat.
Eh, ngomong-ngomong pelatihan online program Kartu Prakerja, ternyata sudah banyak pelatihan sejenis yang ada di dunia maya. Kira-kira efektif nggak buat peserta? Saya nggak tahu, tapi yang pasti menguntungkan bagi mitra pelatihan. Efektif atau tidak, sepertinya bukan urusan mereka.
Sebagai warga negara yang baik, saya hanya ingin bersuara. Hentikan saja program Kartu Prakerja jika hanya berisi pelatihan online semacam itu. Kalau pelatihan langsung macam di Balai Latihan Kerja (BLK), bolehlah.
Saat ini yang dibutuhkan rakyat adalah makanan pokok. Agar bisa bertahan hidup karena situasi ekonomi memburuk akibat Civid-19. Biaya pelatihan online alihkan saja buat bantuan ke masyarakat.
Biayanya terlalu mahal dalam kondisi negara terkena pandemi yang diperkirakan cukup lama.
Kalau hanya pelatihan online semacam itu, saya yakin banyak yang mau berbagi ilmu secara gratis atau biayanya jauh lebih murah lagi, sekadar pengganti ongkos internet atau konsumsi makan trainer.
"Emang siapa yang mau berbagi gratis? Jaman seperti ini apa-apa harus pakai duit!"
"Jangan remehkan warga negara kita, masih banyak yang mau berbagi ilmu secara cuma-cuma atau dengan biaya murah."
"Halaaah ... itu melecehkan profesi mereka. Sama saja tidak menghargai!"
"Namanya sedekah ilmu, nggak ada paksaan. Tapi yakin masih banyak yang mau berbagi ilmu di saat seperti ini, atau cukup dengan biaya yang terjangkau."
"Kalau begitu, sampeyan saja yang berbagi ilmu!"
"Siapa takut? Dari dulu saya biasa berbagi ilmu gratis, ada belajar pijat refleksi, tutorial kerokan, cara bikin mie instan yang maknyus agar bisa buka warung indomie, cara nampol buzzer, dan seterusnya. Mau?"
Teguh Suprayogi
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews