Disiplin Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Kunci Hadapi Subvarian Baru Covid-19

Mutasi dari virus ini adalah sesuatu yang tidak bisa diduga. Pemerintah dan masyarakat harus tetap bersiap untuk menghadapinya.

Rabu, 15 Juni 2022 | 21:20 WIB
0
231
Disiplin Protokol Kesehatan dan Vaksinasi Kunci Hadapi Subvarian Baru Covid-19
Disiplin protokol kesehatan (Foto: BBC.com)

Disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi adalah kunci hadapi subvarian baru Covid-19. Hal ini harus tetap dilakukan agar masyarakat tidak lengah di tengah situasi Covid-19 dalam negeri yang perlahan mereda.

Ahli Kesehatan Masyarakat Hermawan Saputra mengatakan selagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mencabut status pandemi atas Covid-19, seharusnya semua negara tetap waspada akan ancaman penyakit tersebut.

Hermawan menambahkan agar pemerintah terus gencar mengingatkan masyarakat supaya mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi demi keselamatan diri sendiri dan orang lain di masa pandemi.

Pentingnya mematuhi protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi harus dilakukan karena terjadi peningkatan kasus aktif Covid-19 selama tiga pekan terakhir. Kenaikan kasus aktif ini menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin terjadi karena libur Lebaran, dan munculnya varian baru.

Menkes menjelaskan bahwa secara historis kenaikan kasus aktif tidak terjadi pada tiga hari setelah Hari Raya, tetapi terjadi kenaikan antara 27 hari sampai 35 hari sesudah Hari Raya Besar.

Kenaikan ini bersifat normal, namun karena adanya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih cepat menular, dikhawatirkan akan terjadi peningkatan kasus aktif Covid-19 di Indonesia.

Juru Bicara Kementrian Kesehatan RI Muhammad Syahril menjelaskan bahwa di tingkat global, subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 kasus dari 58 negara, dan subvarian BA.5 dilaporkan sudah mencapai 8.687 kasus dari 63 negara.

Syahril menambahkan bahwa subvarian jenis ini penyebarannya cukup cepat, hanya saja tingkat keparahannya tidak terlalu berat. Tingkat keparahan varian ini lebih ringan dibanding varian omicron terdahulu.

Peningkatan kasus aktif Covid-19 pasca hari besar keagamaan sudah bisa diprediksi. Kenaikan kasus aktif ini masih dalam taraf yang aman. Kenaikan positivity rate di tingkat nasional berada di angka 1.15% setelah sebelumnya kasus positivity rate di Indonesia sempat berkisar di angka 0.5%-0.8%.

Epidemiolog Dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Pandu Riono mengatakan bahwa meningkatkan cakupan vaksinasi lengkap sebanyak-banyaknya dan secepat-cepatnya dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah kenaikan kasus aktif Covid-19.

Pandu menambahkan bahwa dengan peningkatan cakupan vaksinasi maka akan meningkatkan imunitas dan proteksi optimal bagi setiap individu, karena imunitas yang tinggi di tengah masyarakat dapat menekan angka hospitalisasi dan kematian karena Covid-19.

Cara kerja vaksin Covid-19 di tubuh dalam rangka meningkatkan imunitas adalah dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang mana vaksin dapat melawan infeksi secara efisien dengan mengaktifkan respons tubuh terhadap penyakit tertentu. Selain itu, vaksin juga berguna sebagai pengingat tubuh, yang mana di kemudian hari bila tubuh terserang virus, tubuh akan dengan sendirinya melindungi diri.

Sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan masker harus kembali digalakkan. Pelaksanaan protokol kesehatan lain seperti menjaga jarak, dan mencuci tangan juga harus ditingkatkan agar masyarakat tidak lengah terhadap Covid-19.

Mutasi dari virus ini adalah sesuatu yang tidak bisa diduga. Pemerintah dan masyarakat harus tetap bersiap untuk menghadapinya. Dengan kemunculan subvarian baru dari Covid-19 ini, semua pihak harus berperan penting untuk melawannya.

Mendapatkan vaksinasi lengkap dengan tetap menjaga protokol kesehatan adalah cara kita untuk terhindar dari subvarian baru Covid-19. Mengajak keluarga dan lingkungan kita untuk bersiap dari ancaman baru Covid-19 adalah bentuk kepedulian kita agar pandemi ini segera berakhir.

Namira Eka Saraswati, Penulis adalah contributor untuk Pertiwi Institute