Masyarakat dan Aparat wajib bersatu untuk menghadapi potensi teror menjelang akhir tahun. Dengan adanya peningkatan sinergitas tersebut, maka aksi teror diharapkan dapat dicegah.
Kedamaian di akhir tahun bisa terganggu kala teroris menebar ancaman bahkan memasang bom di beberapa tempat umum.
Entah apa yang ada di pikiran mereka ketika meneror masyarakat padahal sama-sama warga Indonesia yang berhak menikmati libur akhir tahun.
Akan tetapi kelompok teroris malah negative thinking dan melakukan pengancaman serta banyak kegiatan lain yang berbahaya.
Untuk mencegah terorisme di akhir tahun maka Polri menangkap 3 tersangka teroris di Jawa Tengah.
Penangkapan ini adalah sebuah prestasi karena jika ada yang kena maka ia bisa jadi informan, di mana saja kawanannya, rencana-rencananya apa, dan lain sebagainya.
Anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana menyatakan bahwa capaian Polri tidak boleh membuat pihak berpuas diri, tetapi justru makin waspada menghadapi ancaman teror pada akhir tahun. Dalam artian, bisa jadi ada serangan dari kelompok teroris sebagai balasan karena anggota mereka dicokok polisi. Sehingga harus ada tindakan agar mencegah serangan dan menyelamatkan masyarakat.
Eva menambahkan, masyarakat berhak merasa aman selama libur Nataru (Natal dan Tahun Baru) dan negara wajib melindungi mereka dari ancaman teror. Dalam artian, keamanan rakyat jadi prioritas karena kita tentu tidak mau ada peristiwa berdarah yang menghitamkan nuansa pergantian tahun. Oleh karena itu sebagai warga negara Indonesia kita berhak dilindungi oleh negara.
Akan tetapi kita tidak bisa melenggang dan biasa-biasa saja saat akhir tahun, karena sebagai masyarakat sipil bisa sekali menghadapi teror saat akhir tahun. Caranya bukan dengan angkat senjata (karena tidak punya hak untuk menggunakan pistol), tetapi dengan melaporkan jika ada kejadian atau sesuatu yang mencurigakan.
Misalnya ketika ada orang yang tiba-tiba menaruh bungkusan di tempat umum dan ia meninggalkannya begitu saja, langsung saja telepon aparat, karena bisa jadi itu bom yang diletakkan diam-diam oleh anggota kelompok teroris. Ketika benar ternyata itu bom waktu maka Anda jadi pahlawan karena menyelamatkan sekian banyak nyawa dari sang malaikat maut.
Di lain hari, ketika tidak sengaja melihat tingkah laku kelompok yang mencurigakan atau bahkan menyaksikan sendiri pelemparan bom molotov ke tempat umum atau rumah ibadah, tentu Anda langsung menelepon kantor polisi. Jangan takut jika jadi saksi suatu kejadian seperti ini karena akan dilindungi oleh pihak berwajib. Intinya, ketika ada yang kiranya tidak sesuai dan insting Anda menyatakan bahwa ada yang salah, maka patut untuk dilaporkan.
Ketika ada kejadian seperti itu maka bukannya curiga atau paranoid ketika menemukan bungkusan mencurigakan atau orang yang ternyata kelompok teroris. Akan tetapi kita patut lebih mawas diri karena biasanya di akhir tahun ada ancaman pengeboman dan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok teroris.
Masyarakat memang wajib bersatu dengan aparat untuk mendamaikan Indonesia dan mengamankan situasi, karena sebagai warga neagra yang baik kita cinta negeri dan dibuktikan dengan rasa peduli kepada sekitar. Jangan malah cuek dan 1 perhatian Anda bisa mencegah berbagai kejahatan oleh kelompok teroris.
Ketika aparat keamanan dan warga sipil bersatu maka kita optimis di akhir tahun akan aman dan tidak ada ancaman pengeboman. Penyebabnya karena jika ada kerja sama maka akan mencegah tindakan teror di tengah masyarakat.
Zaki Walad, Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews