Penulis kerap kurang cermat di dalam penerapannya, editor wajib menyempurnakannya. Tidak ada naskah yang jelek, yang ada naskah yang belum diedit.
Guru Bahasa SMA saya dulu mengajarkan hal yang demikian ini: Kata ganti orang --disebut juga pronomina persona-- adalah jenis kata ganti yang digunakan untuk menggantikan kata benda orang (persona) dengan kata benda lain.
Dijelaskan sang guru bahwa pada intinya terdapat tiga yang dapat diperluas menjadi enam jenis persona.
1. Kata ganti orang permata tunggal: saya
2. Kata ganti orang pertama jamak: kami
3. Kata ganti orang kedua tunggal: Anda
4. Kata ganti orang kedua jamak: kalian
5. Kata ganti orang ketiga tunggal: dia
6. Kata ganti orang ketiga jamak: mereka
Masih kungiat jelas pengajaran sang guru bahwa jika di dalam kalimat kata ganti tersebut yang diawali penulisannya dengan huruf kapital adalah: Anda. Berkebalikan dengan kata Inggris yang : I (saya). Ada filosofi di baliknya: orang Indonesia menghargai/ menonjolkan tamu/orang lain, sedangkan orang bule sangat keakuan, sehingga lebih pede. Tapi ini bukan topik kita. Topik kita seperti judul di atas yang ditulis menggunakan huruf kapital semua.
Contoh dalam kalimat:
1) Mereka yang sukses adalah mereka yang menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan (penerapan pronomina persona) yang SALAH!
2) Orang yang yang sukses adalah mereka yang menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan (penerapan pronomina persona) yang TEPAT.
Atau jika tetap kekeh tetap menggunakan "Mereka" mengawali kalimat, maka pecahlah kalimat menjadi induk dan anak (contoh 1) dengan saksama, sehingga tidak mengubah makna.
Contoh:
Orang yang sukses biasanya punya ciri-ciri tertentu. Mereka menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan kesempatan .
Nah, "Mereka" pada kalimat kedua, pas penerapannya yaitu sebagai ganti orang ketiga jamak dari "orang". Pembaca pun dengan mudah dapat mencernainya: yang mana kata yang digantikan oleh "mereka"?
Hal yang paling konyol adalah ketika mengalihbahasakan "Mereka" dari teks Inggris ke Indonesia. Waspadalah. Sebab Inggris memang "mereka" untuk barang biasa, untuk kita luar biasa.
Contoh"
Daily necessities, such as: rice, coffee, sugar, soap, cooking oil are getting more expensive in this pandemic season. They are basic needs that can not be bargained.
Terjemahannya "They" yang tidak tepat:
Kebutuhan sehari-hari, seperti: beras, kopi, gula, sabun, minyak goreng semakin mahal di musim pandemi ini. Mereka adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat untuk ditawar-tawar.
Terjemahan "They" yang tepat:
Kebutuhan sehari-hari, seperti: beras, kopi, gula, sabun, minyak goreng semakin mahal di musim pandemi ini. Barang-barang tersebut adalah kebutuhan pokok yang tidak dapat untuk ditawar-tawar.
Penulis kerap kurang cermat di dalam penerapannya. Akan tetapi, editor wajib menyempurnakannya. Dalam hal ini, saya kerap berkata: TIDAK ADA NASKAH YANG JELEK, YANG ADA: NASKAH YANG BELUM DIEDIT.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews