Orang-orang sekarang pun seperti burung dalam sangkar emas yaitu makan, mandi, berjemur dan ngoceh-ngoceh.
Imbas dari virus corona, manusia dipaksa kembali ke rumah dan mengurung diri dengan keluarga. Praktis aktivitas manusia sekarang akibat wabah atau virus corona lebih banyak berdiam diri di rumah.
Apa aktivitas di rumah? Makan, bersih-bersih rumah, mandi, berjemur dan ngoceh-ngoceh di medsos.
Ini mengingatkan hobi saya yaitu memelihara burung berkicau. Aktivitas burung dalam sangkar yaitu makan, mandi, berjemur dan ngoceh atau berkicau.
Orang-orang sekarang pun seperti burung dalam sangkar emas yaitu makan, mandi, berjemur dan ngoceh-ngoceh.
Bagi yang terbiasa beraktivitas di luar rumah dan sekarang harus aktivitas dalam rumah, rasanya seperti terpenjara. Bahkan seperti burung liar yang ditangkap dan di dimasukkan dalam sangkar, pasti "grabakan" atau stress nabrak-nabrak sangkar.
Manusia pun juga begitu, di awal-awal pasti merasa terpenjara dan tidak betah aktivitas di dalam rumah. Duduk di teras rumah dan masuk lagi dan keluar lagi dan masuk lagi. Seperti orang bingung apa yang harus dikerjakan atau lakukan.
Bagaimanapun terlalu lama berdiam diri dalam rumah juga akan menimbulkan kejenuhan dan tidak menutup kemungkinan malah menimbulkan gangguan kesehatan. Karena manusia suka menimbun lemak dan kelebihan lemak bisa menimbulkan kesehatan.
Beda dengan Beruang, menimbun lemak adalah suatu cara untuk bertahan hidup di kala menghadapi cuaca ekstrim dan disebut "hibernasi" atau tidur panjang dan lemak digunakan sebagai cadangan makanan.
"Wahai kau burung dalam sangkar, sunguh nasibmu malang benar," senandung May Sumarna "Burung dalam Sangkar" ciptaannya.
Silakan kata burung diganti "orang"
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews