Di Australia Petugas di Kereta Api Dipersenjatai
Ide Ketua KPK Agus Raharjo untuk mempersenjatai anggota KPK, mengingat sudah semakin sering KPK di teror dengan berbagai cara dan gaya, sesungguhnya merupakan hal yang sangat wajar. Karena bertugas untuk melakukan penyelidikan terhadap berbagai lapisan masyarakat yang diprediksi tersangkut tindak pidana korupsi.
Kalau kita melihat ke negara tetangga kita Australia, seorang Petugas yang "hanya" bertugas memeriksa apakah para penumpang yang menggunakan sarana transportasi umum, seperti kereta api sudah memenuhi kewajiban mereka dengan membeli tiket sesuai peruntukan.
Karena tidak jarang ada penumpang yang nakal dan kebanyakan berasal dari para pendatang, yang mencoba mencari jalan menggunakan sarana transportasi umum, dengan membeli tiket, yang diperuntukan khusus untuk pelajar, dengan berlagak seakan akan tidak memahami aturan.
Para petugas ini sekaligus menjaga agar jangan ada tangan tangan iseng yang membuang sampah sembarangan ataupun membiarkan anak anak mereka mencoret coret dinding kereta api.
Jadi secara umum sesungguhnya para Petugas di kereta api ini,hampir tidak berhadapan dengan orang orang yang dapat membahayakan diri mereka. Namun demikian mereka dipersenjatai .mungkin untuk menegakkan wibawa mereka sebagai penegak hukum.
Rencana Mempersenjatai Anggota KPK
Agus Rahardjo mengatakan, pihaknya sedang mengkaji untuk mempersenjatai para petugas KPK ,dengan senjata tertentu. Mengingat semakin meningkatnya ancaman terhadap para petugas KPK.
Rencana untuk meningkatkan keamanan bagi para petugas KPK sesungguhnya sudah ada sejak terjadinya serangan fisik terhadap Novel Baswedan yang wajahnya rusak karena disiram dengan air keras. Hingga saat ini, sudah 600 hari berlalu, sejak serangan itu terjadi, namun belum menampakkan titik terang, yang dapat mengarah pada pelakunya.
Walaupun para petugas KPK tidak gentar terhadap rangkaian teror yang ditujukan kepada KPK, namun masalahnya bukanlah terletak pada gentar tidaknya, melainkan terutama pada faktor keamanan dari para petugas tersebut.
Sebuah contoh nyata sudah terjadi pada diri Novel Baswedan dan bukan tidak mungkin bisa saja terulang lagi pada yang lainnya bila tidak ada upaya efektif untuk memberikan perlindungan kepada para petugas KPK dan salah satunya adalah dengan jalan mempersenjatai anggota KPK.
Dengan dipersenjatainya para petugas KPK setidaknya tindakan preventif sudah dilakukan dan secara psikologis akan membuat orang orang yang bermaksud akan melakukan tindakan teror terhadap KPK berpikir ulang sebelum mereka melangkah lebih jauh.
Mengingat bahwa betapa pentingnya peran dan tugas KPK dalam memberantas korupsi, tanpa pandang bulu, maka logikanya sudah sangat wajar mereka dibekali senjata untuk melindungi diri mereka. Mengingat pula orang yang dihadapi bukanlah setingkat anak anak nakal, melainkan para penjahat berdasi yang kecerdikannya tidak dapat diduga.
Semoga dengan demikian, seluruh anggota KPK dapat lebih fokus menjalankan tugas mereka, karena setidaknya mereka sudah memiliki pegangan untuk melindungi diri mereka, maupun keluarga mereka dari serangan orang orang yang berusaha membungkam atau melunturkan semangat anggota KPK.
***
Tjiptadinata Effendi
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews