Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah bukan sekadar pergantian kalender, tetapi sebuah simbol perjalanan spiritual, intelektual, dan sosial yang penuh makna. Di tengah arus modernisasi yang sering mengikis nilai-nilai ketuhanan, dan di saat dunia dilanda krisis multidimensi—mulai dari ketimpangan sosial, degradasi moral, hingga konflik kemanusiaan—tahun baru Hijriah hadir sebagai pengingat pentingnya hijrah yang hakiki: sebuah perubahan mendasar dalam diri dan masyarakat menuju kehidupan yang lebih bernilai.
Transformasi Spiritual: Kembali ke Fitrah Ketakwaan
Hijrah Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah bukanlah sekadar perpindahan geografis, melainkan revolusi spiritual dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam. Saat ini, umat Islam menghadapi tantangan besar berupa godaan materialisme, hedonisme, dan individualisme yang menjauhkan dari nilai-nilai ilahiyah.
Momentum 1 Muharam harus menjadi momen muhasabah (evaluasi diri) yang jujur: sudahkah ibadah kita penuh kesungguhan atau hanya rutinitas? Apakah hati kita masih dipenuhi rasa iri, sombong, dan dendam, atau sudah dibersihkan melalui tazkiyatun nafs (penyucian jiwa)? Spirit hijrah mengajarkan bahwa perubahan besar berawal dari pengakuan atas kelemahan diri dan komitmen untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT.
Di tengah berbagai ujian kehidupan baik pandemi, krisis ekonomi, maupun tekanan sosial transformasi spiritual berarti membangun ketahanan ruhaniyah melalui dzikir, tafakur, dan penguatan iman, agar tetap tegar menghadapi segala tantangan.
Transformasi Intelektual: Membangun Peradaban Ilmu
Hijrah Nabi Muhammad SAW membawa perubahan menyeluruh, tidak hanya dalam hal keyakinan, tetapi juga peradaban yang berpijak pada ilmu. Madinah menjadi pusat kemajuan, dengan sistem pendidikan, hukum, dan pemerintahan yang modern pada zamannya.
Sayangnya, banyak umat Islam hari ini terjebak dalam kemunduran intelektual, akibat kemalasan belajar, fanatisme buta, atau pemisahan antara ilmu agama dan ilmu dunia. Momentum 1 Muharam harus menginspirasi revolusi berpikir: meninggalkan budaya “pokoknya” dan membangun tradisi keilmuan yang kritis, terbuka, dan mendalam.
Perintah pertama dalam Al-Qur’an adalah “Iqra’” (Bacalah!), yang menegaskan pentingnya penguasaan ilmu sebagai fondasi peradaban. Oleh karena itu, umat Islam harus menguasai berbagai disiplin ilmu—agama, sains, teknologi, filsafat, dan humaniora tanpa kehilangan nilai-nilai tauhid.
Di era disrupsi digital, transformasi intelektual juga berarti cakap literasi informasi, mampu menyaring hoaks, dan menjadikan media sosial sebagai sarana dakwah yang mencerdaskan. Generasi Muslim harus tampil sebagai pemecah masalah (problem solver), bukan hanya penonton dalam dinamika global.
Transformasi Sosial: Dari Egoisme Menuju Kepedulian
Rasulullah SAW berhasil menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar dalam semangat ukhuwah Islamiyah yang kokoh. Di tengah kondisi dunia hari ini yang ditandai dengan kesenjangan ekonomi, polarisasi politik, dan krisis kemanusiaan, semangat tersebut perlu dihidupkan kembali.
Tahun baru Hijriah adalah saat yang tepat untuk memperkuat solidaritas sosial—dengan membantu kaum dhuafa, memperjuangkan keadilan ekonomi, dan membela yang tertindas. Islam bukan sekadar agama ritual, tetapi jalan hidup yang menuntut kehadiran nyata dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan sejahtera.
Pada tingkat global, umat Islam harus berani bersuara melawan ketidakadilan terhadap minoritas Muslim yang tertindas atau ketimpangan sistem ekonomi dunia. Sementara di tingkat lokal, kita dapat memulai dari tindakan sederhana: memakmurkan masjid, mendukung pendidikan anak yatim, atau menggalang solidaritas untuk kesehatan masyarakat.
Hijrah sebagai Gerakan Total
1 Muharam 1447 Hijriah harus menjadi titik tolak transformasi total, bukan sekadar seremoni tahunan. Ia harus memantik perubahan paradigma dalam berislam: memperkuat spiritualitas, mengasah intelektualitas, dan memperluas kepedulian sosial. Dengan semangat hijrah, umat Islam akan mampu kembali menjadi rahmatan lil ‘alamin, sebagaimana misi utama kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Mari kita jadikan tahun baru ini sebagai awal dari kebangkitan baru kebangkitan iman, ilmu, dan amal. Selamat Tahun Baru Islam. Semoga kita semua tergolong dalam hamba-hamba yang mampu berhijrah menuju kehidupan yang lebih baik, dunia dan akhirat.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews