Setelah pembahasan mengenai aspek kesehatan dan juga pendidikan yang telah diuraikan, lebih lanjut poin terakhir yang juga tak kalah pentingnya adalah pembahasan pada aspek ekonomi.
Delegasi Parlemen dari Mesir ketika menghadiri sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali menyatakan bahwa mereka ingin melakukan studi banding ke Indonesia dan membahas mengenai relokasi Ibu Kota Negara.
Pertemuan tersebut terjadi di sela-sela sidang berlangsung. Hanafi el Gebaly selaku Ketua Parlemen Mesir ternyata mengaku tertarik dan ingin mempelajari lebih lanjut terkait relokasi yang akan dilakukan dari Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur tersebut.
Perlu diketahui, tentu ketertarikan yang membuat Hanafi ingin melakukan studi banding bukanlah begitu saja terjadi dan tanpa alasan. Mesir belakangan memang sedang menggodok sebuah rencana untuk bisa memindahkan Ibu Kota mereka yang semua berada di Kairo digeser ke wilayah yang terletak di sekitar 50 KM Timur Kairo.
Tentunya hal yang sangat penting lain mengenai upaya perencanaan pemindahan Ibu Kota Negara adalah bagaimana keterjaminan peningkatan pendidikan dan ekonomi.
Maka dari itu kedua belah negara tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas pertemuan tersebut untuk juga membahas kerja sama antara Indonesia dengan Mesir mengenai peningkatan pendidikan dan ekonomi.
Diucapkan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani bahwa tercatat sekitar 9 ribu mahasiswa asal Indonesia yang belajar di Mesir. Tak ketinggalan pula beliau memberikan apresiasi besar pada Pemerintah Mesir lantaran fasilitas yang telah mereka berikan selama ini.
Namun bukan hanya fasilitas pendidikan yang memadai saja, namun alangkah jauh lebih baik jika fasilitas kesehatan pun disediakan untuk para mahasiswa Indonesia. Mengingat sampai saat ini pandemi COVID-19 pun masih belum benar-benar dinyatakan hilang.
Satu hal yang tidak kalah penting untuk terus diupayakan dari terjalinnya kerja sama tersebut adalah pihak Mesir harus bisa membantu pihak KBRI yang berada di Kairo untuk terus memperoleh informasi atas kondisi para mahasiswa Tanah Air yang berada di sana serta terus mengakomodasi terkait keterjangkauan vaksinasi COVID-19 bagi para mahasiswa.
Terkait aspek peningkatan pendidikan, beberapa hal penting yang perlu kita dorong kepada pihak Parlemen Mesir adalah mengenai kuota beasiswa.
Tentunya salah satu yang membuat para pelajar Indonesia bisa sangat antusias untuk berangkat menimba ilmu sampai ke luar negeri termasuk Mesir adalah ketika mereka mengetahui adanya keterjaminan biaya atau beasiswa yang diberikan. Selain itu, faktanya memang sejauh ini Mesir menjadi salah satu negara rujukan terbaik dari mahasiswa Indonesia untuk mengambil pendidikan agama.
Setelah pembahasan mengenai aspek kesehatan dan juga pendidikan yang telah diuraikan, lebih lanjut poin terakhir yang juga tak kalah pentingnya adalah pembahasan pada aspek ekonomi. Terutama setelah sempat terganggunya ekonomi ketika terjadi pandemi Covid-19, sekarang Indonesia tengah berjuang untuk bisa kembali menggerakkan roda perekonomian.
Untuk kepentingan penggerak roda perekonomian setelah pandemi, kedua belah pihak legislatif, baik dari Indonesia maupun Mesir kemudian membahas bagaimana kerja sama perdagangan yang selanjutnya akan dikembangkan. Mengingat bahwa Mesir sendiri sejauh ini menjadi mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia di seluruh kawasan Timur Tengah, sehingga jika kerja sama di bidang ekonomi bisa lebih ditingkatkan lagi, maka otomatis perencanaan relokasi Ibu Kota Negara yang dicanangkan oleh kedua negara ini bisa sukses besar.
Dalam perbincangan mengenai upaya kerja sama ekonomi tersebut, ternyata terdapat sebuah usulan mengenai pembentukan Preferential Trade Agreement (PTA) demi terjalinnya kerja sama ekonomi secara berkelanjutan. Tidak cukup sampai di sana, namun upaya Indonesia juga patut untuk di apresiasi lantaran terus mendorong Mesir melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang ditujukan untuk pembentukan Joint Trade Committee antar Kementerian Perdagangan di kedua negara.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews