Soal Kepatuhan, Belajarlah dari Finlandia

Entah diakui atau tidak, kita sebenarnya egois. Dan pandemi ini, bisa jadi isyarat semesta agar kita saling mendekatkan hati. Bukan hanya kedekatan fisik yang dipaksakan.

Kamis, 22 Juli 2021 | 07:47 WIB
0
225
Soal Kepatuhan, Belajarlah dari Finlandia
Warga Finlandia menyikapi Corona (Foto: antaranews.com)

Apa yang harus kita lakukan saat melihat anak kecil jatuh dari sepeda dan luka-luka? Tentu membantunya, bukan hanya menggerutu menyalahkan orang tuanya karena tak menjaga anaknya.

Saya kira itu yang perlu kita lakukan saat ini. Tak menambah beban negara, syukur bisa membantu.

Mungkin kita bisa sedikit belajar dari Finlandia. Negeri itu dianggap berhasil menangani pandemi, karena dianggap paling sedikit penduduknya yang terinfeksi virus Covid-19 dan jumlah korban meninggal pun sangat sedikit dibanding negara lain.

Penyebabnya, sejak pemerintah Finlandia menyerukan taat protokol kesehatan, physical distancing serta menutup akses mobilitas warga untuk sementara waktu, masyarakatnya patuh, tak banyak mengeluh. Semua paham kondisi darurat.

Ini terlepas daripada negara tersebut makmur serta tingkat pendidikan dan literasinya tinggi. Masyarakat di sana memang terkenal bukan masyarakat yang heboh, cenderung penyendiri, menjaga jarak namun sekaligus terbiasa berefleksi diri.

Konon masyarakat Finlandia selalu berjarak minimal 90 cm dari orang lain sejak dulu. Bukan tipe masyarakat yang gemar towal-towel dan senggal-senggol. Entah ini akibat budi pekerti tinggi, atau etiket dan kemanusiaan yang lebih baik.

Dari situ saya kira saya agak cemas dengan bangsa ini. Bukan saya menyalahkan sifat komunal kita yang cenderung lebih gemar mengatur orang lain daripada menata diri sendiri, tapi karena trend tata nilai dunia memang tak lagi bersifat komunal. Meski tak kehilangan sifat sosialnya.

Maka yang benar dilakukan adalah physical distancing dan bukan social distancing. Karena kita hanya menjaga jarak fisik, tapi tak kehilangan kedekatan jiwa. Sedang di sini keadaan sering terbalik, kita berdekatan secara fisik, namun hati tak bertaut. Tak saling membangun empati.

Entah diakui atau tidak, kita sebenarnya egois. Dan pandemi ini, bisa jadi isyarat semesta agar kita saling mendekatkan hati. Bukan hanya kedekatan fisik yang dipaksakan.

#vkd