Indikasi Lenyapnya Jati Diri

Presiden Joko Widodo sudah berkali-kali memakai pakaian adat dalam upacara resmi kesetaraan. Kapan kita bangga memakai baju adat milik negeri sendiri?

Selasa, 18 Agustus 2020 | 19:28 WIB
0
921
Indikasi Lenyapnya Jati Diri
Pakaian adat Tidung (Foto: tribunnews.com)

Bermunculan postingan foto uang baru pecahan 75.000 yang kemarin dirilis Bank Indonesia. Juga foto Presiden Joko Widodo dengan pakaian adat Nusa Tenggara Timur. Belum genap sehari, dua gambar itu viral akibat makin lenyapnya jati diri bangsa.

Ada tudingan adanya baju khas China di uang baru itu. Ada tuduhan adanya upaya meniru baju Kaisar China pada pakaian adat yang dipakai presiden. Benar-benar krisis jati diri.

Tahun 1988 sewaktu duduk di bangku SMP, semua siswa harus hafal nama rumah tradisional semua suku di Indonesia. Wajib bagi semua siswa mengenal pakaian adat seluruh nusantara.

Tahun 1989 wajib bagi siswa SMA untuk bisa menyebutkan nama provinsi, ibukota, dan nama gubernurnya. Satu saja salah, semua siswa wajib mengulangnya di pertemuan berikutnya.

Dua pengalaman pribadi iya kuat membekas di lubuk hati terdalam. Timbul kecintaan yang luar biasa terhadap tanah air. Karena itulah, air mata pun bisa menetes meski hanya mendengarkan lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan secara sederhana.

Kini, kita benar-benar krisis jati diri. Kita makin merasa asing dengan budaya sendiri. Makin menganggap aneh warisan budaya nenek moyang. Dan makin terperosok ke jurang kesesatan akibat malasnya kita bersyukur dan enggannya kita belajar.

Tengoklah sekeliling kita. Baca informasi seluas-luasnya agar wawasan kita makin terbuka di tengah derasnya zaman keterbukaan. Jangan sampai kita jadi katak dalam tempurung.

Banyak orang Indonesia meniru budaya Arab. Penampilan kearab-araban dianggap sebagai lambang kesalehan beragama. Sayang seribu sayang, itu hanya sekadar penampilan.

Coba tengok orang-orang Arab. Mereka mulai meniru budaya barat. Gaya hidup, model pendidikan, teknologi, pertahanan dan lain-lain sangat kental dengan budaya barat.

Lucunya, justru orang-orang Barat gemar sekali dengan budaya Indonesia. Tak terhitung lagi orang Barat yang belajar gamelan atau musik Jawa. Tak terhitung lagi jumlah mahasiswa yang belajar di jurusan tarian tradisional Indonesia. Cukup banyak pesinden atau penyanyi langgam Jawa yang berasal dari orang Barat. Dan di tempat-tempat wisata, kita mudah banget menjumpai turis asing yang bangga memakai baju adat. Benar-benar zaman sudah kebalik.

Maka, momentum HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia yang kemarin kita rayakan mestinya dijadikan tonggak awal kebangkitan semangat nasionalisme. Presiden Joko Widodo sudah berkali-kali memakai pakaian adat dalam upacara resmi kesetaraan. La kapan kita bangga memakai baju adat milik negeri sendiri?

***