Ada tiga resep yang bisa digunakan guru sebagai koki untuk mencetak anak hebat meskipun kemampuannya pas-pasan.
Sering banget anak dijadikan korban alias sasaran kemarahan. Seakan anak itu sumber petaka yang tidak punya kebaikan sedikit pun. Namun, benarkah itu?
Anak-anak itu konsumen alias pemakai. Jadi, anak-anak itu akan berbicara sesuai dengan apa yang diterimanya. Produknya baik akan dibilang baik. Produknya buruk, mosok anak disuruh bilang baik. Berdusta dong....
Ibarat koki yang akan menyajikan menu pesanan pembeli. Koki pasti akan memasak aneka bumbu dengan segala kehati-hatian. Koki akan berusaha sekuat tenaga menghindari kesalahan karena pasti kokilah yang akan dicela pembeli jika masakannya tidak enak, bukan bahannya.
Ingat, di tangan koki yang terampil, singkong bisa diubah menjadi menu mahal setara sajian hotel bintang lima. Sebaliknya, singkong hanya akan menjadi gaplek karena koki malas berkreasi. Dan guru adalah koki itu.
Ada tiga resep yang bisa digunakan guru sebagai koki untuk mencetak anak hebat meskipun kemampuannya pas-pasan.
Pertama, bukalah pintu lebar-lebar untuk pertanyaan anak. Anak bertanya itu memang tidak tahu dan ingin tahu sehingga jangan pernah dimarahi karena bertanya kepada gurunya. Justru berikanlah bonus, entah nilai atau hadiah, ketika ada anak yang berani bertanya.
Kedua, jangan pernah bilang anak-anak itu bodoh atau goblok. Kalau anak-anak sudah pintar, mengapa juga mereka datang ke sekolah? Anak-anak memang mencari ilmu karena didasari rasa ingin tahu. Jadi, jangan hina mereka. Justru sebaliknya, yakni berikanlah pujian atas sekecil apapun prestasi yang bisa dibuatnya.
Ketiga, laporkan setiap perkembangan anak kepada orang tuanya. Waktu dan tugas guru di sekolah terbatas. Paling hanya 5-7 jam per hari. Tugas guru pun tak hanya mengajar satu-dua anak, tetapi ratusan anak yang lain pun perlu dilayani. Maka, bangunlah komunikasi dengan orang tuanya agar ilmu yang diberikan guru di sekolah dikembangkan di rumah atas bimbingan orang tuanya.
Pagi ini, saya memberikan motivasi kepada anak-anakku di SMPN 2 Kalijambe Sragen. Anak-anak kelas 9 sedang menyambut Ujian Nasional. Sebuah perhelatan yang harus mereka lalui supaya bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Rasa bangga menjadi keharuan saat anak-anak menunjukkan tekadnya agar meraih prestasi yang lebih baik.
Doa kami, Bapak dan Ibu guru, selalu menyertai kalian.....
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews