Berbahagialah mereka yang paling baik bagi sesama dan paling berguna bagi banyak manusia, muslim yang cerdas tau hidupnya harus fokus kemana.
Hidup asyik itu saat gak ada sirik dalam hati kita, gak memelihara mental picik dan licik dalam diri kita. Karena itu semua merugikan diri kita sendiri.
Hidup asyik itu tenang dalam masalah, teduh dalam bersikap, tidak tergesa gesa, tidak grasa grusu dan selalu melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan.
Hidup asyik itu sibuk dengan aib diri, tidak tertarik dengan aib orang lain, terbiasa menjaga hati, menjaga rasa syukur, memperbanyak ibadah sunnah, dan banyak melakukan safar melihat kebesaran Tuhan di muka bumi.
Hidup bahagia sejatinya kita yang memutuskan, kalau kita fokus mengoleksi sifat sifat terpuji, maka hidup kita akan bahagia.
Sebaliknya, kalau kita sibuk mengoleksi sifat tercela, membiarkan hati berpenyakit, tidak rajin intropeksi, selalu gelisah dan selalu galau melihat kebahagiaan orang lain. Maka hidup kita sungguh sengsara.
Kalau kita mau rumus sederhana, maka kitab suci kita menyuruh kita fokus jaga diri dan keluarga dari api neraka. Selesai.
Kalau semua kepala keluarga muslim fokus menjaga diri dan keluarganya dari api neraka, maka damailah hidup kita semua bahkan sebagai entitas sebuah negara.
Semua kita yang menentukan, karena hanya ada dua jalan, baik buruk, kiri kanan. Tidak ada pilihan ketiga.
Sebaik baik kamu adalah yang paling baik untuk keluargamu, sebaik baik kamu adalah yang paling baik untuk tetanggamu, sebaik baik kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Semua itu adalah arahan hadits.
Berbahagialah mereka yang paling baik bagi sesama dan paling berguna bagi banyak manusia, muslim yang cerdas tau hidupnya harus fokus kemana.
Dunia ini melenakan, siapa saja yang menjalaninya tanpa ilmu, iman, bacaan, analisa dan pegangan yang benar. Sangat mudah terjerumus dan tersesatkan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews