Hidup tanpa Sirik

Berbahagialah mereka yang paling baik bagi sesama dan paling berguna bagi banyak manusia, muslim yang cerdas tau hidupnya harus fokus kemana.

Sabtu, 11 Januari 2020 | 09:23 WIB
0
304
Hidup tanpa Sirik
Ilustrasi (Foto: Facebook/Tengku Z. Usman)

Hidup asyik itu saat gak ada sirik dalam hati kita, gak memelihara mental picik dan licik dalam diri kita. Karena itu semua merugikan diri kita sendiri.

Hidup asyik itu tenang dalam masalah, teduh dalam bersikap, tidak tergesa gesa, tidak grasa grusu dan selalu melibatkan Tuhan dalam mengambil keputusan.

Hidup asyik itu sibuk dengan aib diri, tidak tertarik dengan aib orang lain, terbiasa menjaga hati, menjaga rasa syukur, memperbanyak ibadah sunnah, dan banyak melakukan safar melihat kebesaran Tuhan di muka bumi.

Hidup bahagia sejatinya kita yang memutuskan, kalau kita fokus mengoleksi sifat sifat terpuji, maka hidup kita akan bahagia.

Sebaliknya, kalau kita sibuk mengoleksi sifat tercela, membiarkan hati berpenyakit, tidak rajin intropeksi, selalu gelisah dan selalu galau melihat kebahagiaan orang lain. Maka hidup kita sungguh sengsara.

Kalau kita mau rumus sederhana, maka kitab suci kita menyuruh kita fokus jaga diri dan keluarga dari api neraka. Selesai.

Kalau semua kepala keluarga muslim fokus menjaga diri dan keluarganya dari api neraka, maka damailah hidup kita semua bahkan sebagai entitas sebuah negara.

Semua kita yang menentukan, karena hanya ada dua jalan, baik buruk, kiri kanan. Tidak ada pilihan ketiga.

Sebaik baik kamu adalah yang paling baik untuk keluargamu, sebaik baik kamu adalah yang paling baik untuk tetanggamu, sebaik baik kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain. Semua itu adalah arahan hadits.

Berbahagialah mereka yang paling baik bagi sesama dan paling berguna bagi banyak manusia, muslim yang cerdas tau hidupnya harus fokus kemana.

Dunia ini melenakan, siapa saja yang menjalaninya tanpa ilmu, iman, bacaan, analisa dan pegangan yang benar. Sangat mudah terjerumus dan tersesatkan.

***